Bisnis.com, DENPASAR--PT PLN (Persero) berencana membangun 2 pembangkit listrik baru untuk daerah barat dan timur Bali, dengan kapasitas masing-masing sekitar 25 MW.
Direktur Regional JTBN Djoko Abumanan mengatakan bahwa kebutuhan listrik Bali kedepan tidak hanya dirancang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja, tapi juga pemenuhan kebutuhan terhadap event-event besar yang sering diselenggarakan di Bali. Untuk saat ini kondisi kelistrikan di Bali hampir tidak mengalami pertumbuhan.
Sejak 2016, jumlah daya listrik yang ada sebesar 1200 MW dengan tingkat kebutuhan beban puncak mencapai 850 MW. Dengan demikian saat ini hanya tersisa 350 MW sebagai cadangan.
"Sejak 2016 tidak tumbuh, biasanya tiap tahun kita tumbuh sekitar 12% atau 100 MW. Kondisi saat ini masih aman, tapi kita tetap harus siapkan untuk Bali dimasa yang akan datang melihat perkembangannya yang begitu pesat," ujarnya, Kamis (13/9/2018).
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan pembangunan Bali yang terus bertumbuh diharapkan dapat didukung oleh seluruh stakeholders, terutama PLN.
Seperti diketahui selama ini listrik di Bali masih mengandalkan pasokan Listrik dari Jawa, sehingga Bali belum bisa mandiri listrik.
Baca Juga
Untuk menyokong pembangunan Bali di seluruh sektor maka di Bali diperlukan pembangkit listrik yang mandiri dan ramah lingkungan.
Bali terus berkembang oleh karena itu harus bisa menyediakan kebutuhan listrik terutama terkait Bali menjadi daerah tujuan wisata dunia, yang bisa menjamin kepastian, keberlangsungan dan keberlanjutan layanan yang membutuhkan energi listrik.
Koster menekanan pada dasarnya mendukung rencana PT. PLN demi pemenuhan kebutuhan listrik di Bali, semoga bisa segera direalisasikan agar pembangunan Bali kedepan bisa dirancang seiring pertumbuhan yang ada.
"Kedepan saya memiliki visi membangun Bali dengan tetap memperhatikan lingkungan salah satunya bisa membangun pembangkit listrik berbahan bakar renewable yakni gas, sehingga Bali kedepan bisa mandiri listrik, kebutuhan akan listrik bisa terpenuhi," kata Koster.