Bisnis.com, DENPASAR--Upaya PT Equity Life Indonesia menyasar segmen masyarakat kelas menengah di Bali menuai hasil positif.
Periode semester I/2018, Equity Life berhasil membukukan premi senilai Rp600 juta dari kerja sama pemasaran tiga produk Bali Dwipa Investama, Tabungan Hari Tua dan Asuransi Pitra Yadnya.
Ketiga produk yang dipasarkan melalui lini distribusi bancassurance dengan kerja sama dengan BDP Bali juga mampu menggaet sebanyak 6.000 nasabah.
"Sebanyak 2.000 nasabah untuk produk Bali Dwipa Investama dan Asuransi Pitra Yadnya, sedangkan Tabungan Hari Tua mencapai 4.000 nasabah," Head of Business Partnership Equity Life Hendra Wira Wijaya di sela-sela penyerahan klaim di Denpasar, Rabu (12/9/2018).
Hendra menjelaskan ketiga produk dipasarkan dengan menggunakan referensi nasabah BPD Bali. Adapun nilai preminya dijual termurah hanya Rp100.000 per bulan dengan nilai pertanggungan mencapai Rp50 juta.
Menurutnya, produk ini dinilai sangat diminati oleh masyarakat Bali karena harganya terjangkau. Dia mengungkapkan produk ini jawaban dari kebutuhan masyarakat akan premi asuransi yang terjangkau. Sekaligus untuk menjangkau masyarakat agar melek asuransi.
Baca Juga
Hendra optimistis penjualan ketiga produk akan semakin bertumbuh di Pulau Dewata karena tingkat inklusi keuangan di daerah ini sudah baik. Terbukti, meskipun baru diluncurkan pada April 2018, tetapi capaianya menggembirakan.
"Premi kami di Bali tumbuh 30% dan kepesertaa naik 45%. Di Bali ada potensi besar karena upacara ngaben makanya kami buatkan produk khusus untuk masyarakat di sini," tuturnya.
Plt Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma mengharapkan ketiga produk yang dipasarkan dapat membantu nasabah bank milik pemda seluruh Bali ini. Pemasaran ketiga produk asuransi itu menyasar nasabah BPD Bali hingga ke level dusun.
Menurutnya, produk asuransi pitra yadnya akan sangat meringankan beban ahli waris pemegang polis. Dengan nilai pertanggungan yang diperoleh, ahli waris akan dapat menyelenggarakan upacara kematian yang membutuhkan dana hingga ratusan juta.
"Setidaknya dana pertanggungan bisa mengurangi risiko mengutang untuk pembiayaan ngaben. Bagi BPD Bali ini juga salah satu cara mendorong pendapatan dari fee based," paparnya.