Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit di Bali masih belum merata ke sembilan kabupaten dan kota karena tetap terkonsentrasi di tiga daerah yakni Denpasar, Badung dan Buleleng.
Masih terpusatnya sektor usaha di tiga wilayah tersebut ditambah dengan tidak adanya gebrakan dari perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuat pemerataan penyaluran kredit terhambat. Salah satu penyebab belum merata itu karena persebaran kantor cabang dan perwakilan bank masih terpusat di tiga daerah.
Hizbullah, Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, mengakui belum adanya pemerataan tersebut menjadi salah satu fokus regulator.
Dia mengakui bank tidak serta merta bisa mudah menyalurkan kredit ke daerah-daerah di luar Denpasar, Badung dan Buleleng. Menurutnya, bank memiliki pertimbangan ketat dan kajian sebelum membuka kantor di daerah yang belum menjanjikan perekonomiannya.
"Nah, di studi kelayakan harus dilihat ada perekonomian apa di suatu daerah itu. Kalau tidak ada sumber pertumbuhan ekonomi di situ ya tentu enggak," jelasnya, Selasa (4/8/2018).
Hizbullah menambahkan sekarang ini sektor usaha yang berkembang hanya ada di daerah itu. Adapun saat ini, pusat-pusat bisnis terutama berkaitan dengan sektor pariwisata dan pertanian masih terkonsetrasi di tiga daerah itu.
Dia mengatakan sudah memanggil seluruh kepala dinas dari 9 kabupaten kota untuk mendorong adanya pertumbuhan bisnis di seluruh Bali.
Pihaknya juga meminta data usaha kecil yang tersebar di daerah-daerah dan berpeluang dibiayai oleh bank. Dituturkan olehnya bahwa erupsi Gunung Agung pada akhir 2017 juga mempengaruhi penyebaran kredit seperti di Kabupaten Karangasem. Dia mengharapkan pada tahun ini penyaluran kredit ke sejumlah daerah di Pulau Dewata mengalami pemerataan meskipun masih setahap.
"Mudah-mudahan tahun ini ada perbaikan dan tidak ada bencana sehingga bisa merangsang pemerataan," tegasnya.
Berdasarkan data OJK Kantor Regional 8 Bali Nusra, total penyaluran kredit sepanjang semester I/2018 di Bali mencapai Rp83,91 triliun, atau tumbuh 4,4% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Porsi penyaluran terbesar di Denpasar hingga 54,4%, kemudian di Badung 14,4% dari total kredit dan Buleleng 8,39% dari total kredit.
Segmen yang paling besar dibiayai oleh kredit tersebut adalah penerima bukan lapangan usaha, perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi makan dan minum serta pertanian perkebunan dan kehutanan.