Bisnis.com, DENPASAR--Bali meluncurkan pengembangan sistem pembelajaran berbasis teknologi bertajuk kelas maya jejaring kreativitas atau Jejak Bali.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan pencanangan sistem E-Learning tersebut merupakan satu langkah besar dalam menentukan arah pembangunan SDM. Ke depannya satu era baru yang penuh risiko dan tantangan yang luar biasa terutama menghadapi revolusi industri 4.0 dinilai bisa mengubah struktur dan tatanan peradaban manusia.
Dia menjamin pembelajaran E-Learning berupa kelas maya tidak akan mempengaruhi pembentukan karakter para siswa yang terbangun oleh hubungan secara langsung antara guru dan siswa. Hal ini justru dapat memantapkan pembelajaran ilmu pengetahuan bagi para siswa karena tidak tergantung batas waktu, ruang maupun tenaga pendidik. Pembentukan karakter pun bisa dilaksanakan secara penuh saat jam pelajaran di ruang kelas.
“Bukan berarti hubungan antara guru dan siswa tidak ada, justru lebih banyak waktu bagi guru dan siswa dalam pembentukan karakter karena pembelajaran bisa dimantapkan dan dipadatkan dengan mengikuti pelajaran di mana saja, kapan saja, kepada siapa saja dan dari siapa saja," ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (27/8/2018).
Pastika menyatakan karena memanfaatkan teknologi, para siswa bisa belajar di luar jam sekolah, memilih mata pelajaran yang dikehendaki maupun bisa memilih tenaga pendidiknya walaupun berbeda sekolah. Sistem tersebut juga bisa memberikan pemerataan kualitas dan kemajuan pendidikan secara menyeluruh.
Menurutnya, teknologi bisa membangun demokratisasi, karena tidak hanya dinikmati sekolah-sekolah yang infrastrukturnya menunjang dan berlokasi di perkotaan. Kalau sudah diterapkan, infrastrukturnya dibangun, tentu sekolah-sekolah yang dipelosok pun bisa merasakannya.
"Tidak memandang kaya atau miskin, kalau dulu mungkin urusan seperti ini hanya dinikmati sekolah-sekolah di Denpasar atau Badung. Sekarang yang di Nusa Penida atau Karangasem kualitasnya akan sama, saya yakin lebih baik,” imbuh Pastika.
Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud RI Gogot Suharwoto menyatakan launching sistem pembelajaran E-Learning oleh Pemprov Bali sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintah pusat terutama terkait upaya menghadapi revolusi industri. Menurutnya, kehidupan saat ini sudah dipastikan tidak bisa lepas dari teknologi.
Hanya saja teknologi itu sudah masuk ke semua sektor dengan sangat cepat, untuk itu dunia pendidikan pun harus bisa mengikuti. Dia menegaskan ujung tombak penerapan sistem tersebut yakni para guru diharapkan bisa meningkatkan kualitas dirinya.
Kadis Pendidikan Bali TIA Kusumawardhani menyatakan bahwa pengembangan sistem E-Learning dapat mengubah prinsip pembelajaran yang awalnya guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, dan siapa saja adalah peserta didik.
Lebih jauh, disampaikan dari 333 SMA dan SMK se-Bali yang menjadi kewenangan Pemprov, saat ini sebanyak 328 sekolah di antaranya 129 SMA-SMK Negeri dan 199 SMA-SMK Swasta sudah terdaftar mengikuti sistem tersebut. Dari jumlah sekolah yang terdaftar, jumlah guru yang terdaftar sebanyak 5.133 orang, siswa 29.670 orang dari kelas maya yang sudah dibuat.