Bisnis.com, MANGUPURA—Bali utara didorong membangun kawasan industri untuk menunjang perekonomian daerah sekaligus mengantisipasi pembangunan bandara.
Adapun kawasan industri yang ideal dibangun adalah sektor penunjang pariwisata yang diharapkan dapat membebani Bali dengan kebutuhan logistik ketika pertumbuhan tinggi.
Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengharapkan gubernur terpilih membangun kawasan industri di utara.
“Seperti industri garmen, disini ada tetapi di rumah-rumah. Kalau bisa di daerah kawasan industri akan lebih baik, di Bali utara daerahnya juga lebih flat jadi lebih baik,” ujarnya di sela-sela Rakernas Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Kuta, Kamis (26/7/2018).
Menurutnya, kawasan industri di utara bisa menampung usaha skala besar yang sangat dibutuhkan oleh sektor pariwisata. Dengan begitu, ketika permintaan meningkat maka kebutuhannya tidak perlu menggantungkan seluruhnya dengan pasokan dari luar daerah.
Lebih lanjut dijelaskan saat ini produk sejumlah souvenir yang dijual di Pulau Dewata dipasok dari wilayah seperti Yogyakarta. Suryawirawan menilai boleh saja Bali disuplai pasokan dari luar daerah tetapi komposisinya tidak dominan. Dia mengatakan idealnya pasokan kebutuhan untuk pariwisata dari luar daerah hanya 40%.
Baca Juga
“Daerah seperti Celukan Bawang itu bisa dikembangkan sebagai kawasan industri,” paparnya.
Dia menyarankan kepada Pemprov Bali untuk memperhatikan tiga hal utama jika serius akan mengembangkan kawasan industri di Bali utara.
Pertama, terkait aturan tata ruang daerah yang benar-benar memperhatikan peruntukkan wilayah sebagai kawasan industri.
Banyak perda tata ruang masih abu-abu, asal jadi, yang terpenting menyiapkam untuk kawasan industri tanpa memperhatikan kesiapan lokasi dan kondisi tanah.
Kedua, agar memperhatikan kelayakan lahan. Meskipun lahan yang disiapkan besar tetapi berupa rawa-rawa maka akan susah diwujudkan sebagai kawasan industri.
“Kalau investor harus memadatkan lahan rawa bagaimana caranya. Jika tidak ada jalan atau listrik ya bagaimana. Mahal jadinya,” jelasnya.
Ketiga, terkait pengelolaan, banyak pemda mau jadi pengelola tapi tidak punya kemampuan. Oleh karena itu, wajib pula untuk mempertimbangkan siapa yang akan mengelolanya. Menurutnya, tiga hal itu harus dipertimbangkan oleh Bali karena daerah utara memiliki potensi sebagai lokasi kawasan industri.
Dia menilai Bali utara sangat cocok karena didukung dengan tenaga kerja.
Surya mendorong anggota HKI untuk meninjau ulang potensi bali bagian utara menjadi tujuan investasi kawasan industri. Kadisperindag Bali Putu Astawa mendukung dorongan menjadikan daerah utara sebagai kawasan industri. Menurutnya, langkah itu dapat membantu pemerataan ekonomi daerah yang saat ini masih bertumpu di selatan saja.
Pada saat ini kawasan industri yang sudah ada berlokasi di Jembrana berupa kawasan industri pengalengan ikan. Dalam perda tata ruang Bali, Celukan Bawang masuk dalam kategori kawasan industri.
Dia mengungkapkan Pemprov Bali memiliki lahan sekitar 650 Ha yang saat ini pemanfaatannya masih dapat dioptimalkan.
“Perlu dikaji kawasan industri apa yang menunjang pariwisata, kalau hotel kan mendukung pariwisata,” jelasnya.
Ketua HKI Sanny Iskandar mengatakan pelaku usaha tidak memiliki kemampuan mengembangan kawasan industri tanpa adanya potensi dan permintaan.
Kecuali ada industri butuh pengembangan dan infrastruktur baru pihaknya bisa masuk membangun kawasan.
Dia menegaskan secara prinsip siap tetapi harus ada semangat dari daerah untuk menciptakan kawasan industri. Jika ada kesiapan daerah, HKI akan mendorong anggota untuk masuk ke wilayah tersebut.
“Saya sudah berpesan kepada kadisperindag agar semangat ini terus digaungkan,” paparnya.