Bisnis.com, JAKARTA -- Gunung Agung kembali erupsi pada Minggu (15/7/2018) pukul 09.05 WITA, menyemburkan kolom abu setinggi 1.500 meter di atas puncak atau sekitar 4.642 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara dan barat," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis seperti dilansir Tempo.
Data tersebut dihimpun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Geologi, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dan durasi plus minus 1 menit 45 detik.
Dia melanjutkan saat ini Gunung Agung berada pada status Level III atau Siaga. Otoritas mitigasi bencana pun mengeluarkan dua rekomendasi.
Pertama, masyarakat diimbau tidak berada dan melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya. Pengunjung atau wisatawan Gunung Agung juga dilarang melakukan pendakian.
Sutopo menjelaskan zona perkiraan bahaya meliputi seluruh area di dalam radius 4 kilometer (km) dari kawah. Namun, perkiraan zona ini sifatnya dinamis dan terus dievaluasi, serta dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan terbaru.
Kedua, masyarakat yang bemukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan. Dia menerangkan bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan dapat terjadi pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
"Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung," ujar Sutopo.
Sebelumnya, Gunung Agung mengalami erupsi pada Senin (2/7) pukul 21.04 WITA. Ketika itu, Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik hingga 2.000 meter dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi plus minus 7 menit 21 detik.
Erupsi membuat sebagian warga yang bermukim di sekitar kawasan Gunung Agung mengungsi. Hingga Jumat (13/7), total ada 51 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 3.612 jiwa.