Bisnis.com, SURABAYA – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan menyiapkan fasilitas docking khusus kapal ikan serta sebuah kapal tongkang dengan pipa hydrant sebagai upaya antisipasi kebakaran di laut menyusul adanya kebakaran 39 unit kapal ikan di dermaga perikanan Pelabuhan Benoa Senin dini hari kemarin.
Engineering, Information and Communication Technologi Director Pelindo III, Husein Latief mengatakan adanya peristiwa kebakaran kapal nelayan tersebut, pihaknya bersama dengan instansi terkait akan mereview sistem dan prosedur perizinan kapal hingga menyiapkan fasilitas kapal tongkang yang dilengkapi pipa hydrant.
"Selain itu kami akan buat fasilitas docking kapal dan repair kapal nelayan secara terpisah," katanya dalam rilis, Selasa (10/7/2018).
Dia mengatakan beruntung lokasi kebakaran cukup jauh dari Terminal LNG di Dermaga Selatan dengan jarak sekitar 250 meter. Pelindo III sebelumnya melakukan dedicated terminal untuk penataan lokasi terminal LNG sehingga meski ada kebakaran besar, terminal LNG masih aman.
"Dermaga di Pelabuhan Benoa ini berbentuk ‘U” yakni dermaga barat merupakan zona perikanan, dermaga timur adalah zona terminal cruise dan kapal cargo/peti kemas," katanya.
Saat ini Pelindo III sedang memperdalam alur dan kolam pelabuhan menjadi 12 lws untuk layanan bongkar muat dan cruise serta 4 lws di dermaga perikanan. Nantinya, lanjut Husein, pihaknya akan melakukan penataan sandar kapal dalam penanggulangan kebakaran agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
CEO Regional Banyuwangi Bali Nusa Tenggara (BBN) Pelindo III I Wayan Eka Saputra menambahkan proses pemadaman kebakaran sama sekali tidak mengganggu aktivitas bongkar muat cargo, petikemas, kegiatan marina serta pelayanan terhadap pengguna jasa di Pelabuhan Benoa.
"Kemarin kita juga sudah mengerahkan 1 unit kendaraan PMK, dan kapal tunda untuk memadamkan api, tapi karena faktor kedalaman di dermaga barat hanya mencapai 2,5 m LWS jadi kapal tunda tidak memungkinkan melakukan mobilisasi," imbuhnya.
Adapun kebakaran kapal ikan diperkirakan terjadi akibat percikan api dari dalam kapal ditambah dengan andanya hembusan angin kencang serta kondisi kapal yang menyimpang bahan bakar. Akibatnya, api cepat menjalar ke kapal nelayan lain.