Bisnis.com, DENPASAR – Asosiasi Tuna Long Line Indonesia (ATLI) Bali memprediksi kerugian akibat kebakaran di Pelabuhan Benoa ada sebanyak Rp5 miliar per kapal.
Ketua II ATLI Bali DWI Agus Siswa Putra mengatakan dari 40 kapal yang terbakar, hingga saat ini diprediksi sebanyak 33 diantaranya merupakan anggota Asosiasi Tuna Long Line Indonesia Bali. Sementata sisanya merupakan kapal anggota Aspertadu.
Semua kapal-kapal tersebut siap berlayar lengkap dengan muatan dan alat tangkap. Adapun sebagian besar yang terbakar merupakan kapal yang menangkap ikan tuna longline dan cumi.
Kata dia, semua kapal yang terbkaar merupakan ukuran besar. Biasanya kapal-kapal tersebut mampu berlayar hingga 3 bulan lamanya. Dengan periode waktu berlayar tersebut, setidkanya menghabiskan dan Rp1 miliar untuk operasional. Sementara, nilai kapal dengan alat tangkapnya bisa seharga Rp4 miliar. Sehingga diperkirakan kerugian masing-masing pengusaha ATLI Bali adalah Rp5 miliar per kapal.
"Kita kan pengguna jasa kan tidak tahu menahu harus bagaimana, kita juga no comment dari pagi lihat seperti itu, apalagi minggu lalu ada 6 kapal kalau gak salah yang terbakar, itu kapal ATLI juga," katanya kepada Bisnis, Senin (9/7/2018).
Kata dia, kebakaran ini menambah deretan anggota ATLI yang dirugikan. Namun, dipastikan, anggota yang terimbas bencana kebakaran saat ini, berbeda dengan pemilik kapal yang mengalami musibah serupa minggu lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, kebakaran yang terjadi Minggu (8/7/2018) melala 8 unit kapal milik anggota ATLI di lokasi yang tidak jauh dari lokasi kebakaran.
"Ini beda dengan yang kemarin, pemilik kapal yang terbakar kemarin beda dengan kapal yang sekarang," katanya.