Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKTIVITAS GUNUNG AGUNG, Sebagian Petani di Karangasem Gagal Panen

Kawasan pemukiman dan perkebunan terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Pemuteran, Karangasem, Bali, Jumat (29/6)./Antara-Nyoman Budhiana
Kawasan pemukiman dan perkebunan terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Pemuteran, Karangasem, Bali, Jumat (29/6)./Antara-Nyoman Budhiana

Bisnis.com, KARANGASEM – Lahan pertanian dan perkebunan warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bangli dan Karangasem, Bali, terpapar pasir dan abu vulkanis dari letusan Gunung Agung.

"Tanaman jeruk saya sebenarnya sudah memasuki musim panen. Tapi belum sempat dipanen sudah rusak terkena hujan abu Gunung Agung," ujar seorang petani di Desa Suter, Bangli, Wayan Suardana, Kamis (5/7/2018).

Wayan Suardana mengaku merugi, karena hasil panen kali ini menurun karena produktivitas berkurang, banyaknya jeruk rusak, dan harga jualnya merosot.

"Ini kebanyakan sudah tidak laku. Sudah tidak bisa diselamatkan karena di wilayah sini susah air sehingga saya tidak bisa menyemprot jeruk yang terkena abu vulkanis," katanya.

Mertayasa, petani lain di wilayah Desa Suter mengaku, dirinya mengalami gagal panen akibat tanamannya rusak tertutup abu vulkanis.

"Jagung, kacang panjang, sawi ini mati, sepertinya sudah tidak bisa dipanen, jadi ya harus ditanam lagi nanti," ujarnya.

Selain tanaman sayurnya, Mertayasa mengaku hujan abu Gunung Agung juga menutupi kawasan tempat tinggalnya yang berada tidak jauh dari lahan pertanian tersebut.

"Di rumah abunya lumayan tebal, itu juga menganggu aktivitas kami. Tapi rasanya saya lebih nyaman di rumah, belum perlu mengungsi. Dari pemerintah juga belum ada imbauan," katanya.

Widana, warga Desa Pempatan, Karangasem, mengatakan, dirinya mengalami kerugian sekitar Rp25 juta karena tanaman seperti jeruk, sawi dan kol yang ditanamnya gagal panen akibat terpapar abu vulkanis Gunung Agung.

"Hujan abu juga masih terus terjadi beberapa kali. Makanya saya pasrah karena ini pasti rusak, misalnya masih bisa dipanen juga nantinya tidak akan laku," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler