Bisnis.com, DENPASAR – Hotel dan penginapan di Bali belum merasakan dampak erupsi Gunung Agung yang terjadi sejak Senin (2/7/2018) hingga Selasa (3/7/2018) lantaran bandara yang masih beroperasi normal.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan letusan yang terjadi pada Senin (2/7/2018) pukul 21.04 WITA dan Selasa (3/7/2018) pukul 09.28 WITA memang belum berdampak signifikan pada kondisi penginapan di Bali. Namun, diprediksi wisatawan yang menginap di Tulamben akan menghindari kawasan tersebut untuk mengamankan diri.
Kata dia, kondisi saat ini berbeda dengan letusan Gunung Agung pada 28-29 Juni 2018 kemarin. Saat itu, terjadi cancellation hingga 15% dari kondisi normal yang seharusnya ada 15.000 wisatawan menginap.
Adapun pada pada 28-29 Juni 2018 lalu, Gunung Agung telah mengalami letusan efusif yakni lava mengalir di permukaan. Sementara, pada Senin (2/7/2018) pukul 21.04 WITA merupakan jenis lentusan eksplosif strombolian dengan keluarnya lava pijar yang mengakibatkan kebakaran di hutan sekitar puncak.
“Kalau tadi malam memang belum terdampak, sementara tanggal 28 Juni 2018 memang ada cancellation hingga 15% dari wisatawan yang seharusnya datang, terlebih kita saat itu memang sedang high season,” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/7/2018).
Menurutnya, cancellation pada Juni lalu lebih disebabkan pada kondisi bandara yang menutup operasi. Sehingga, wisawatan banyak yang mengurungkan diri mendatangi Bali. Sementara, sejak letusan kemarin malam, bandara masih beroperasi normal, sehingga tidak berdampak pada cancellation pada hotel maupun penginapan di Bali.
Kata dia, jika seandainya Gunung Agung kembali meletus dan mempengaruhi aktivitas bandara, pihaknya tetap akan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) mitigasi yang telah ditetapkan. SOP itu yakni kebijakan one night free jika bandara tutup operasi,pemberian diskon penginapan setelahnya, dan pemulangan wisatawan secara gratis melalui jalur darat dan laut.
“Bahkan apa yang kita lakukan [mitigasi] pada tanggal 28 Juni kemarin mendapat apreasiasi dari wisatawan,” katanya.
Sementara, Gunung Agung pada Selasa (3/7/2018) pukul 09.28 WITA kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu kisaran 500 meter-2.000 meter di atas puncak.
Berdasarkan laporan PVMBG, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 3 menit 38 detik.
Tipe letusan pagi ini berbeda dengan erupsi pada Senin (2/7/2018) yang terpantau mengeluarkan lontaran lava pijar hingga sejauh 2 km. Sejak Selasa (2/7/2018) hingga Rabu (3/7/2018) pagi ini, gunung tertinggi di Bali ini tercatat telah mengalami lebih dari tiga kali erupsi.