Bisnis.com, DENPASAR – Wisata tirta yang ada di Bali rupanya masih beroperasi normal pasca Gunung Agung mengalami erupsi eksplosif strombolioan pada Senin (2/7/2018) pukul 21.04 WITA lantaran status yang masih berada pada level siaga.
Ketua Gabungan Usaha Wisata Tirtha (Gahawisri) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan saat ini belum ada cancellation dari wisatawan. Kunjungan wisatawan ke sejumlah wisata tirta masih normal.
Misalnya, pada wisata tirta miliknya, dalam sehari masih ada pesanan hingga 60 wisatawan yang harus dilayani untuk menikmati keindahan perairan di Bali. Kondisi ini juga terjadi pada hampir seluruh wisata tirta di Bali.
Menurutnya, masih normalnya wisata tirta di Bali juga akibat belum ada cancellation hotel. Tingkat keterisian kamar hotel di Bali masih normal sesuai dengan masa high season yang sebanyak 15.000 kamar terjual selama satu hari.
Kata dia, apa bila wisatawan melakukan cancellation hotel, barulah wisata tirta akan terpengaruh. Sementara, cancellation pada hotel juga belum terjadi sejak letusan Senin (2/7/2018) karena bandara yang masih beroperasi normal.
“Teman-teman yang lain [wisata tirta] juga masih stabil, hotel juga tidak ada yang cancel,” katanya kepada Bisnis Selasa (3/7/2018).
Menurutnya, selain karena belum ada cancellation hotel, Gunung Agung yang berada di level 3 atau siaga juga berpengaruh pada kunjungan wisata tirta. Pasalnya, wisata tirta yang cukup digemari berada di Kawasan Tulamben dan Amed, Karangasem.
Apabila nanti, Gunung Agung telah naik statusnya di level 4 atau awas, maka wisata tirta di kawasan tadi terpaksa ditutup karena terhitung tidak aman.
“Kita masih nunggu level Gunung Agung, kalau ada di level 4 otomatis kita harus stop, tapi kalau mau meletus 1.000 kali dan status Gunung Agung masih berada di level 3 ya kita tetap jalan,” katanya.
Sementara, pada Senin (2/7/2018) pukul 21.04 WITA Gunung Agung mengalami letusan eksplosif strombolian dengan keluarnya lava pijar yang mengakibatkan kebakaran di hutan sekitar puncak. Kemudian, Gunung Agung pada Selasa (3/7/2018) pukul 09.28 WITA kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu kisaran 500 meter-2.000 meter di atas puncak.
Berdasarkan laporan PVMBG, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 3 menit 38 detik.
Tipe letusan pagi ini berbeda dengan erupsi pada Senin (2/7/2018) yang terpantau mengeluarkan lontaran lava pijar hingga sejauh 2 km. Sejak Selasa (2/7/2018) hingga Rabu (3/7/2018) pagi ini, gunung tertinggi di Bali ini tercatat telah mengalami lebih dari tiga kali erupsi.