Bisnis.com, DENPASAR - Antusiasme masyarat membeli surat utang negara seri Saving Bond Ritel SBR003, terlihat dari penjualan yang sudah mencapai Rp1,3 triliun dari target kuota awal hanya Rp1 triliun.
Kasi Perencanaan Transaksi SUN dan Derivatif Dirjen Pengelolaan dan Risiko Kemenkeu Sandi Arifianto mengatakan antusias itu patut disyukuri karena pada awalnya produk investasi ini tidak mematok target tinggi, hanya ingin memastikan distribusi berjalan dengan baik.
Melihat antusias tersebut, pihaknya menaikkan kuota hingga Rp5 triliun. Antusias tersebut diperkirakan karena mudahnya transaksi pemesanan, yakni bisa dilakukan menggunakan gawai.
“Target hanya Rp1 triliun tapi sampai saat ini sampai Rp1,3 triliun dan melihat animo sangat banyak. Ini menyebar mungkin hanya daerah Irian Barat saja belum, ini karena semakin gampang mendapatkannya,” paparnya saat Investor Gathering SBR003 di Kuta, Kamis (24/5/2018) malam.
Menurutnya, investor yang mendominasi penyerapan surat hutang tersebut berasal dari DKI Jakarta, Jawa dan Sumatra Utara.
Sandi menyatakan ada fakta menarik, yakni investor ternyata tidak hanya pengusaha, dan pegawai swasta, tetapi ibu rumah tangga mencapai 15% dari total investor yang membeli.
Dia menuturkan melihat besarnya antusias, Kemenkeu akan menjadikannya sebagai stimulus untuk membuka fasilitas daring buat produk investasi lain seperti sukuk syariah, bahkan ORI yang masih konvensional. Diperkirakan fasilitas daring tersebut akan diluncurkan pada tahun depan demi mempermudah investor ritel untuk membeli.
Diakuinya olehnya investor SBR003 masih didominasi oleh nasabah bank, meskipun tekfin sudah ada terlibat mendistribusikan. Hal itu diduga karena basis nasabahnya tidak sebanyak bank, meskipun tekfin sudah menggunakan teknologi canggih.
SBR003 merupakan instrumen investasi obligasi yang ditawarkan secara ritel melalui sistem daring. Masyarakat dapat membelinya melalui pemesanan secara daring menggunakan gawai dengan terlebih dulu mengisi registrasi.
Salah satu hal menarik terkait produk ini adalah batas minimal pemesanan hanya Rp1 juta.
Produk ini mulai dipasarkan pada periode 14-25 Mei 2018. Adapun yield atau imbal hasil dari surat utang ini sekitar 6,8% yang berpacuan pada BI 7 Days Repo Reverse Rate plus spread. Kemenkeu menggandeng 9 perusahaan sebagai agen daring yakni yakni PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale, dan PT Investree Radhika Jaya.