Bisnis.com, SINGARAJA—Kabupaten Buleleng, Bali mengekspor buah manggis sebanyak 150 ton ke China selama dua bulan periode Maret-April 2018, lewat bandara Ngurah Rai, langsung ke negara tirai bambu.
"Pengapalan tersebut merupakan bagian dari sekitar 1.000 ton dari Bali ke pasaran luar negeri selama musim buah manggis tahun 2018," kata Pengekspor buah manggis dari PT Radja Manggis Sejati (RMS), Agung Weda di Singaraja, Rabu (2/5/2018).
Ia mengatakan, sebanyak 150 ton buah manggis yang dikirim ke China itu khusus produksi dari wilayah pesisir utara Pulau Bali, disamping ada yang diperdagangkan antarpulau ke Jawa, yang selanjutnya juga diekspor ke China.
Peluang ekspor buah manggis ke China sangat menjanjian yang diharapkan pengapalan dapat dimanfaatkan dengan baik di masa-masa mendatang. Pengiriman buah manggis terakhir ke China dilakukan 25 April 2018.
"Kini musim panen buah manggis telah berakhir, sehingga ekspor tersebut baru bisa kembali dilakukan saat musim manggis tahun 2019," ujar Agung Weda.
Agung Weda menjelaskan, ekspor manggis sebanyak 150 ton dalam dua bulan terakhir hanya yang dicatat lewat kargo dan anggkutan barang Bandara Ngurah Rai Bali.
Produksi manggis dari berbagai daerah di Bali yang diekspor ke China selama musim manggis tahun 2018 bisa mencapai 1.000 ton.
Manggis yang diekpor PT Radja Manggis Sejati sebagian besar merupakan produksi dari desa-desa di wilayah Buleleng bagian timur dan Tabanan bagian barat. Sentra produksi manggis di Buleleng timur antara lain Desa Bebetin, Sekumpul, Lemukih, Galungan dan Desa Tajun.
Sedangkan wilayah Buleleng bagian barat sentra manggis meliputi Desa Bestala dan Sepang, sementara di Kabupaten Tabanan adalah Desa Padangan dan Pupuan, ujar Agung Weda.