Bisnis.com, KUPANG—Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengemukakan program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus-Siwab) mampu meningkatkan populasi di provinsi tersebut hingga mencapai 1.003.000 ekor.
"Program Upsus-Siwab dengan inseminasi buatan dari Kementerian Pertanian ini memiliki andil yang cukup besar meningkatkan populasi sapi di NTT karena sudah mendorong tingkat kebuntingan yang tinggi," kata Dani Suhadi di Kupang, Rabu (28/3/2018).
Ia menjelaskan hasil pencatatan langsung para petugas lapangan pada 2017 lalu mendapati tingkat kebuntingan sapi di alam mencapai hingga 120.000 ekor.
Capaian itu menempatkan NTT pada urutan pertama sebagai provinsi dengan tingkat kebuntingan sapi tertinggi secara nasional.
Dani menjelaskan angka kelahiran sapi yang tercatat langsung di lapangan pada 2017 lalu mencapai 47.000 ekor.
Jumlah itu yang berhasil tercatat, namun pihaknya memperkirakan angka kelahiran sapi bisa mencapai hingga 120.000-125.000 ekor.
"Karena memang medan kita di NTT cukup sulit sehingga banyak di pelosok-pelosok belum tercatat, tapi perkiraan kami seperti itu dengan angka kebuntingan alam yang tinggi," katanya.
Ia mengemukakan dari angka kelahiran sapi yang tercatat sebanyak 47.000 ekor tersebut, 30 persen di antaranya berkat dukungan inseminasi buatan melalui program Upsus-Siwab.
"Sehingga memang kontribusi Upsus-Siwab ini cukup besar mendongkrak populasi sapi kita yang hingga akhir 2017 lalu sudah mencapai 1.003.000 ekor," katanya.
Ia menambahkan dalam tahun 2018, target inseminasi buatan secara reguler akan diberikan terhadap 25.500 ekor sapi untuk mendukung angka kebuntingan yang tinggi.