Bisnis.com, DENPASAR—Presiden Direktur PT Khrisna Group Anak Agung Ngurah Mahendra mengarapkan Bali saat ini memerlukan pemimpin yang berwawasan bisnis, berwawasan e-commerce (perdagangan modern), karena Pulau Dewata salah satu yang dilirik menjadi pusat perdagangan dunia.
"Data menunjukkan, di Bali itu uang beredar per tahun hampir Rp500 triliun, tetapi semuanya pindah ke luar negeri atau luar Bali. Dengan kondisi tersebut seharusnya Bali menjadi pusat perdagangan uang, pusat perbankan," kata Ngurah Mahendra di Denpasar, Kamis (22/3/2018).
Oleh karena itu, kata dia, beharap kepada masyarakat saat memilih pemimpin harus cerdas, berwawasan, cerdik, futuristik, berwawasan bisinis modern berlandaskan teknologi tinggi.
Selain itu harus memilih pemimpin yang tidak sedang dibidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tidak ada pemimpin yang korupsi yang tak dibidik KPK karena percuma memilih pemimpin yang tidak jujur, dan malah diincar KPK.
"Memang setiap pemimpin pasti diincar KPK, bila rekam jejaknya buruk. Sebaliknya, bila rekam jejaknya baik akan menjadi contoh bagi KPK," ujarnya.
Sebagai pengusaha, Ngurah Mahendra berharap pemimpin Bali ke depan selalu berwawasan bisnis. Hal ini beralasan karena Bali harus menjadi puncak perdagangan dunia. Potensi Bali di bidang pariwisata memang sangat besar, tetapi karena secara teknologi Bali belum bisa bersaing dengan China (Tiongkok).
"Negara China itu terkenal dengan semboyan 'murah dan cepat', dipasarkan dengan jaringan teknologi yang canggih. Total transaksi Rp500 triliun per tahun dalam semua sektor, tetapi uang itu hanya singgah di Bali," ujarnya.
Salah satu contoh kasus yang harus diperhatikan adalah misalnya Bali ini memiliki sekitar 300 ribu kamar hotel mulai melati hingga berbintang. Cukup 30 persen kamar hotel menerima produk kerajinan Bali, maka Bali akan kaya raya.