Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

April Ini, Bank Mantap Luncurkan Layanan Digital

PT Bank Mandiri Taspen atau Mantap memastikan langkah transformasi ke era teknologi akan dimulai pada April ini dengan meluncurkan program layanan digital bagi nasabah pensiunan.
Ilustrasi./Feri Kristianto
Ilustrasi./Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR—PT Bank Mandiri Taspen atau Mantap memastikan langkah transformasi ke era teknologi akan dimulai pada April ini dengan meluncurkan program layanan digital bagi nasabah pensiunan.

Dirut Bank Mantap Josephus Koernianto Triprakoso menekankan peluncuran tersebut untuk mempermudah pelayanan bagi pensiunan yang semakin melek dengan teknologi. Dia belum bersedia menjelaskan produk yang akan diluncurkan bagi nasabah bank berkantor pusat di Denpasar ini.

“Nanti saja akan surprise. Yang pasti ini untuk meningkatkan layanan dan coverage bagi pensiunan,” jelasnya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Kuta, Senin (19/3/2018).

Menurutnya, di era sekarang Bank Mantap akan bergerak maju mengikuti perkembangan zaman. Meskipun nasabah bank patungan Bank Mandiri dan Taspen ini pensiunan, tetapi wajib untuk adaptif dengan perkembangan zaman.

Apalagi, dari seluruh pensiunan di Indonesia, hampir 70% merupakan usia pensiunan di bawah 60% tahun yang berarti sudah dekat dengan perangkat teknologi seperti gawai. Ditambah lagi, tantangan bank pensiunan ke depan akan semakin ketat dengan banyaknya pemain di segmen ceruk ini sehingga butuh inovasi.

Meskipun belum mau menyebutkan bentuk digitalisasi yang akan diluncurkan, Josephus menegaskan bahwa produk yang diluncurkan terbilang canggih dan akan memudahkan pelayanan bagi pensiunan. Hanya ditegaskan olehnya bahwa layanan ini akan memenuhi kebutuhan pensiunan sehingga mereka yang tadinya harus selalu datang ke kantor cabang, nanti cukup menggunakan teknologi saja.

Direktur Bank Mantap Nurkholis Wahyudi menuturkan layanan digital tersebut diyakini akan bersinergi dengan target yang sudah dicanangkan pada tahun ini. Pada 2018, Bank Mantap mematok pertumbuhan kredit sebesar 60%-70% dari realisasi tahun lalu yang senilai Rp10,5 triliun.

Angka pertumbuhan tersebut jauh di atas proyeksi regulator, dikarenakan segmen yang dibidik oleh Mantap adalah pensiunan. Karena itu, pihaknya optimistis target itu bisa dicapai dengan adanya layanan digital yang akan membantu pensiunan. Bahkan untuk aset, Bank Mantap pada 2018 menargetkan tembus Rp20 triliun dari realisasi pada tahun lalu sebesar Rp13 triliun.

“Kami optimistis pada tahun ini, dana sudah menyiapkan strategi untuk merealisasikan. Strateginya apa tentu nanti silahkan dilihat dengan semakin banyak pemain,” paparnya ditemui di lokasi sama.

Sementara itu, RUPST memutuskan nilai deviden yang dibagikan kepada pemegang saham senilai Rp16 miliar, atau hanya 105 dari total laba bersih pada 2017, Rp160 miliar. Josephus menjelaskan, dividen final tersebut meningkat dari tahun lalu yang dibagikan oleh perseroan sebesar 5%.

RUPST juga telah memberikan persetujuan kepada direksi dengan persetujuan dewan komisaris untuk menetapkan dan membayar dividen final tahun buku 2017 kepada pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan perseroan yang berlaku.

“Dengan meningkatnya pembagian deviden dari tahun buku 2016 yakni Rp2,53 miliar menjadi Rp16 miliar atau meningkat 6.324%, mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank [CAR] sebesar 22,32%. Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam ekspansi bisnis pada 2018,” jelasnya.

RUPST pada tahun ini mengubah susunan pengurus perseroan, adapun pergantian Dewan Komisaris yaitu I Wayan Deko Ardjana yang menjabat Komisaris Independen digantikan oleh Zudan Arif Fakrulloh. Untuk pergantian di jajaran direksi yaitu Ida Ayu Kade Karuni yang berhenti secara hormat dikarenakan periode masa jabatan telah selesai.

Adapun kinerja keuangan Bank Mantap pada 2017, yakni kenaikan laba bersih sebesar 215,9% menjadi Rp 160 miliar dari sebelumnya Rp50,67 miliar. Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp10,50 triliun, atau tumbuh 113,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun. Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (Fee Based Income) yang meningkat 252,7% menjadi Rp156,5 miliar.

Pertumbuhan kredit pensiunan menjadi kontributor utama peningkatan laba perseroan pada tahun lalu. Josephus mengungkapkan total penyaluran kredit pensiunan pada 2017, mencapai Rp 8,51 triliun, tumbuh sebesar 210,6%. Selain kredit pensiunan, perseroan juga telah menyalurkan ke sektor mikro mencapai Rp 1,05 triliun dan sektor ritel Rp940 miliar dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 0,65%.

“Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga mendorong peningkatan asset sebesar 85,2% pada akhir tahun lalu menjadi Rp13,68 triliun, dari Rp 7,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper