Bisnis.com, KUPANG—Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah uang yang beredar di NTT atau "net outflow" pada tahun 2017 mencapai Rp2,13 triliun.
"Kalau diprosentasekan jumlah mencapai 51,54 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2016," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah NTT Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di Kupang, Senin (19/3/2018).
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2016 jumlah uang rupiah yang dikeluarkan BI perwakilan wilayah NTT hanya mencapai Rp1,41 triliun.
Kondisi itu menunjukkan bahwa aktivitas pembayaran tunai di provinsi yang terkenal dengan kawasan wisatanya seperti Labuan Bajo, Komodo dan Taman Nasional Kelimutu ini mengalalami peningkatan yang signifikan.
"Kondisi seperti ini tentu saja menunjukkan adanya aktivitas ekonomi di daerah ini yang cukup meningkat," tambahnya.
Peningkatan "net outflow" pada tahun 2017 itu lanjutnya dipengaruhi oleh tersebarnya kas titipan di delapan daerah di NTT yakni Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, di Kota Maumere Kabupaten Sikka, Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat, Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur serta Kabupaten Ende.
Di sisi lain, transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada tahun 2017 justru mengalami penurunan sebesar 12,41 persen (yoy) menjadi Rp11,09 triliun.
Kondisi tersebut lanjutnya sejalan dengan penurunan nominal kliring nasional yang mencapai 23,22 persen (yoy).
"Namun jika dilihat dari sisi volume, jumlah warkat kliring pada tahun 2017 justru mengalami kenaikan sebesar 1,53 persen (yoy) dibanding tahun 2016," ujarnya.
Tigor menambahkan kenaikan tersebut justru menunjukkan bahwa rata-rata transfer dana perwarkat mengalami penurunan.