Bisnis.com, DENPASAR—Pelaku usaha perhotelan diimbau menghormati budaya Hari Raya Nyepi dengan tidak menjual paket-paket yang isinya justru berkebalikan dengan konsep Nyepi.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mewanti-wanti pihak hotel mencermati situasi serta menyesuaikan dengan budaya Pulau Dewata ketika merayakan Hari Raya Nyepi. Hotel dipersilahkan saja menjual paket Nyepi sepanjang tidak bertentangan dengan adat maupun budaya ketika Nyepi berlangsung.
“Jangan sampai orang hindari Nyepi perginya ke hotel hanya untuk berhura hura. Saya imbau hotel dengan hormat dan lain-lain dan menyesuaikan diri dengan situasi.
Silahkan saja jual paket Nyepi tapi jangan bikin hura-hura tapi yang dijual sepinya itu. "Jangan sampai jual nyepi tapi disana jual hura hura," jelasnya, Rabu (7/3/2018).
Hotel diimbau untuk memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai makna pelaksanaan Hari Raya Nyepi. Menurutnya, justru keheningan ketika hari raya ini dirayakan yang harus disampaikan kepada wisatawan.
Bali harus dipahami memiliki keunikan dibandingkan dengan daerah lain. Hotel-hotel yang ada di daerah ini tentu menjual keunikan Bali sehingga wajib hukumnya menghormati tradisi budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat setempat bukan justru sebaliknya
“Bali itu unik karena itu tidak bisa menjual kehebatan hotel bertingkat tetapi keunikannya yang menjual, mari itu yang kita hormati karena selama ini seringkali salah kaprah orang hindari Nyepi pergi hotel musik gede-gede, lampu terang. Kan alangkah indahnya kalau menjual keheningan,” jelasnya.
Adapun jika ada hotel tetap melanggar imbauan tersebut diharapkan desa pakraman yang mengambil sikap sebagai pemilik wilayah. Satpol PP maupun aparat Pemda tidak memiliki kewenangan keluar untuk mengawasi hotel.
“Karena saya tidak boleh keliling, Satpol PP tidak boleh keliling yang bisa awasi ke Desa Pekraman,” tekannya.