Bisnis.com, DENPASAR—Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAUI menggelar rangkaian puncak kegiatan Digital and Risk Management in Insurance atau DRiM di Nusa Dua guna memajukan industri asuransi memanfaatkan aplikasi teknologi.
Acara puncak DRiM berupa seminar dan eksebisi yang dihadiri oleh insan perasuransian dari sejumlah perusahaan. Kegiatan ini untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman akan penerapan teknologi dan bagaimana memitigasi risiko.
Ketua AAJI Hendrisman Rahim mengatakan ajang ini diharapkan meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam mengelola risiko terkait teknologi digital. Hal tersebut diyakini dapat meningkatkan kemampuan industri menjawab kebutuhan konsumen yang terus berubah, meningkatkan penetrasi dan memberikan nilai tambah dalam memajukan pertumbuhan industri.
“Dari sisi industri sendiri, persiapan dalam penerapan transformasi digital masih perlu ditingkatkan,” jelasnya di Nusa Dua, Kamis (22/2/2018).
Merujuk data dari The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelegent Enterprise menyebutkan bahwa 90% pebisnis di Indonesia menyatakan perlunya melakukan transformasi digital untuk mendukung pertumbuhan nasional. Namun, dari jumlah tersebut hanya 27% di anataranya mengaku sudah mempunyai strategi menyeluruh guna menyambut transformasi digital.
Ketua Panitia DRiM Christine Setyabudi menambahkan pihaknya juga mengundang beberapa universitas di Bali untuk memperkenalkan industri asuransi melalui perkembangan digital dalam ajang tersebut. Hal itu dilakukan agar generasi muda dihital melek keuangan sejak dini sehingga berguna bagi masa depan mereka.
Dia menyatakan pelibatan generasi muda juga dilakukan dengan menggelar hackathon start up competition di Jakarta yang diikuti 100 orang peserta. Lima peserta terpilih akan diumumkan dalam ajang tersebut.
“Dengan fungsi teknologi yang boderless, sudah saatnya hal tersebut mendekatkan kita satu sama lain terutama pelaku industri kepada para nasabah dan masyarakat luas,” jelasnya.