Bisnis.com, KUPANG—Peletakan batu pertama Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), NTT, ditargetkan mulai Maret 2018, kata Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Agus Sosiawan.
"Diperkirakan peletakan batu pertamanya dilakukan pada Maret 2018 mendatang," katanya di Kupang, Selasa (23/1/2018).
Bendungan Temef berkapasitas 80 juta kubik akan menjadi yang terbesar dibandingkan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang sudah diresmikan, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dan Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka yang masih dalam tahap konstruksi.
Bendungan Temef merupakan bendungan keempat yang akan dibangun.
Kontrak pembangunan bendungan itu, lanjut Agus, sudah dilakukan pada awal Januari 2018.
Bendungan dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero), sedangkan pembangunan jalan menuju ke lokasi serta jalan sekitar bendungan dibangun PT Nindya Karya (Persero).
"Kontraknya sudah dilakukan. Kalau bukan Presiden Jokowi yang melakukan peletakan batu pertama, maka kemungkinan menteri. Pak Jokowi mengatakan bahwa Maret nanti akan kembali datang untuk meresmikan Bendungan Rotiklot di Belu," ujar Agus.
Dana yang dikucurkan pemerintah untuk pembangunan Bendungan Temef dibagi menjadi dua paket yakni pertama sekitar Rp900 miliar dan paket kedua sekitar Rp500 miliar.
Sesuai kontrak, pembangunan Bendungan Temef akan diselesaikan selama 52 bulan atau empat tahun dan empat bulan.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berencana membangun tujuh bendungan di NTT. Satu dari tujuh bendungan yakni Raknamo, sudah diresmikan pada Januari 2018.
Sementara itu, dua bendungan yakni satu di Belu dan satu di Sikka saat ini tengah dalam proses pembangunan.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya sebelumnya mengatakan Bendungan Temef akan mampu mengairi kawasan persawahan tidak hanya dalam wilayah Kabupaten TTS, tetapi juga Kabupaten Malaka.
Menurut dia, pemerintah provinsi mendukung program pembangunan bendungan itu karena untuk kemakmuran rakyat.