Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Terkendali, Tetap Waspadai 'Volatile Food' dan 'Administrated Price'

Salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi adalah dengan mengendalikan harga pangan, khususnya volatile food.

Bisnis.com, JAKARTA—Saat ini inflasi nasional secara keseluruhan diyakini relatif terkendali. Inflasi pangan terus mengalami tren penurunan sejak awal tahun dan mulai dapat dikendalikan dengan semakin intensnya koordinasi baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stok.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan Inflasi Oktober 2017 mencapai 0,01 persen (m-o-m) dan 3.58 persen (y-o-y). Hingga Oktober 2017, inflasi mencapai 2.67 persen (y-t-d).

"Salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi adalah dengan mengendalikan harga pangan, khususnya volatile food. Selain itu karakteristik inflasi di Indonesia banyak dipengaruhi juga oleh administrated price," ujar Iskandar saat memberikan materi dalam Pelatihan Wartawan Daerah di Jakarta, Senin (20/11/2017).

Iskandar menekankan, penduduk miskin sangat rentan terhadap kenaikan harga, khususnya harga kelompok makanan. Secara nasional kontribusi komponen makanan terhadap garis kemiskinan 73,19%. Apabila terjadi kenaikan harga beras sebesar 10% maka orang miskin baru akan bertambah 1,2 juta orang.

Inflasi patut diwaspadai dan dikendalikan mengingat inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan kesenjangan pendapatan melebar. Selain itu, inflasi yang tinggi juga dapat menghambat investasi produktif dan keinginan menabung, serta menyebabkan pelaku ekonomi lebih terdorong untuk melakukan investasi dalam jangka pendek.

"Inflasi tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan berkurangnya daya saing produk nasional," ujarnya.

Tingkat inflasi berpengaruh terhadap daya saing suatu negara dan akan keputusan ekonomi pelaku usaha. Realisasi inflasi Indonesia yang berada pada sasaran inflasi di tahun 2015 dan 2016 telah membuat peringkat indikator inflasi Indonesia turun dari peringkat 5 menjadi peringkat 10.

Walaupun demikian, realisasi Inflasi Indonesia di kawasan terbilang masih cukup tinggi dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper