Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meyakini dampak buruk dari status Awas pada Gunung Agung akan minimal, termasuk pada aspek pariwisata.
“Saya katakan, maksimum terdampak oleh letusan itu, di luar debu ya, di luar debu, hanya 12 Km. Masih ada 64 desa dari 78 desa di Karangasem, Karangasem sendiri masih zona aman,” kata Pastika di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/9/2017).
Karena itu, Gubernur Bali meminta semua pihak agar ini hal ini tidak dijadikan terlalu heboh sehingga menjadi semacam ancaman bagi pariwisata dan kehidupan masyarakat Bali.
Menurut Gubernur Bali, pemerintah tetap berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk meminimalisir kerugian, atau dampak dari bencana ini, apakah yang menyangkut keselamatan manusia, hewan, dan juga harta benda.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika juga mengingatkan, bahwa kerabatan di Bali sangat kuat sehingga sebagian besar pengurus itu justru berada di rumah-rumah keluarganya masing-masing.
“Mereka akan ditampung selain di tenda-tenda darurat, akan disalurkan ke Bale Banjar namanya, tiap desa di Bali karena Desa tradisional, desa adat punya Bale Banjar, itu bisa dimanfaatkan untuk, dan seluruh warga sudah terlibat urusan ini dalam membantu keluarga mereka yang sedang mengungsi,” ungkap Pastika.
Adapun, sejak 22 September 2017 lalu, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem dinyatakan berstatus awas. Menurut Pastika, ini adalah tahap atau level yang paling tinggi dalam rangka dalam, dalam konteks menunggu letusannya yang sampai saat ini belum dapat dipastikan.
“Saya kira semua semua orang yang yang tahu Bali berdoa supaya tidak terjadi letusan itu,” ujar Gubernur Bali.