Bisnis.com, DENPASAR--Bali1928, sebuah proyek inisiatif untuk mengarsipkan kembali warisan pusaka seni dan budaya, berhasil memugar, hingga memulangkan kembali arsip tentang Pulau Dewa dari berbagai pusat arsip dunia.
Kordinator Regional Indonesia Arsip Bali1928 Marlowe Bandem menuturkan sebanyak 111 rekaman gamelan dan kidung bali berhasil digitalisasikan.
Selain itu, program ini juga berhasil merestorasi dan memulangkan 5 jam cuplikan film panorama, upacara keagamaan hingga seni tari Bali. Sejumlah karya foto dari Walter Spies, Colin McPhee, Jack Mershon, hingga Arthure Fleischmann juga berhasil diarsipkan.
Menurutnya, tujuan dari program ini untuk repatriasi, melakukan pemugaran properti kultural dan terpenting menyebarkan informasi kepada masyarakat.
"Film yang berhasil kami digitalisasi juga kami putar di banjar-banjar [dusun] agar masyarakat mendapatkan gambaran seni yang sekarang dengan dulu," tuturnya, Selasa (30/5/2017).
Untuk memulai program ini, pihaknya melakukan penelusuran ke pelaku-pelaku seni di Pulau Dewata serta pusat-pusat arsip di luar negeri. Ada sejumlah kendala dalam merestorasi dan memulangkan arsip-arsip sangat berharga ini, seperti ketika harus berhadapan dengan ahli waris.
Namun, pihaknya merasa sangat beruntung karena dukungan masyarakat dan murni untuk memulangkan arsip-arsip yang tersebar tersebut akhirnya sebagian besar berhasil. Bahkan ada yang memberikan izin untuk disebarkan arsip yang selama ini tersimpan rapat tersebut.
"Tidak mudah [menyakinkan pemilik arsip] tetapi karena kami harus menunjukkak ke dunia bahwa arsip ini nanti dibutuhkan maka kami lakukan prosesnya secara perlahan," jelasnya.
Dari beberapa arsip yang berhasil dibawa tersebu seperti prangko bergambar penari Bali, hasil potret mengenai masyarakat Bali, film tentang tarian di Trunyan. Bahkan, ada brosur bergambar penari Bali dari sebuah kapal untuk mengajak wisatawan datang ke Bali.
Ada pula sampul dari Majalan National Geography yang bergambar penari Bali. Seluruh arsip tersebut merupakan karya dari era 1928 dan bisa dilihat di situs bali1928.net.
Menurutnya, kehadiran fisik arsip tersebut sangat penting bagi generasi Bali mendatang. Dengan begitu mereka bisa mendengarkan piringan hitam serta melihat bentuk keris, tombak asli yang semua disimpan dalam bentuk digital.