Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Asing Agresif Membangun Hotel Bujet

Pengembang perhotelan asal Perancis Fredo Taffin dan Louka Taffin kian agresif melakukan pembangunan hotel bujet di Indonesia.
Le Pirate gili Trawangan./IST
Le Pirate gili Trawangan./IST

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang perhotelan asal Perancis Fredo Taffin dan Louka Taffin kian agresif melakukan pembangunan hotel bujet di Indonesia. 

Tak tanggung-tanggung hingga 2020 mendatang di bawah perusahaan bernama Rebel Beach Club Le Pirate menargetkan pembangunan 20 hotel yang tersebar di Indonesia.

Pendiri Rebel Beach Club Le Pirate Fredo Taffin mengatakan sejumlah kawasan yang akan disasar untuk pembangunan yakni Raja Ampat, Gili Petelu, Maratua, Anambas, Kepulauan Riau dan Kepulauan Seribu.

Menurut pria asal Perancis ini, investasi pengembangan tiap hotel masih dalam perhitungan. Sedangkan, diperkirakan satu kamar menelan biaya $30.000 - $40.000 Singapura.

"Sejauh ini kami masih memakai pendanaan sendiri, tetapi ke depan kami harapkan ada kerjasama dengan investor lain," katanya, Jumat (5/5/2017).

Taffin menyebut sejak 2013 berdiri di Indonesia, hotel Le Pirate baru terbangun di tiga kawasan yakni Nusa Ceningan Bali; Gili Trawangan Lombok; dan Labuan Bajo, Flores.

Dari tiga hotel tersebut, Taffin melanjutkan, pihaknya sudah mengantongi pendapatan rerata Rp3,2 miliar per bulan dengan tarif inap per malam mulai Rp500.000 – Rp1,5 juta. Sedangkan, tingkat hunian rerata sudah mencapai 85%.

Menurutnya, potensi pariwisata Indonesia ke depan akan mengarah pada tren wisata eksplor kelautan. Sehingga Le Pirate bukan sekadar hotel di darat yang menyediakan tempat untuk beristirahat tetapi juga akomodasi penginapan di kapal yang menjelajah lautan.

"Apalagi setelah generasi millennial ke depan, populasi Indonesia akan diisi oleh generasi Z yang haus akan pengalaman dan nuansa baru. Sehingga kami hadir menawarkan sesuatu yang berbeda dengan penginapan konvensional," ujarnya.

Taffin menambahkan ke depan pihaknya akan tetap fokus mengakomodir kebutuhan wisata generasi Z di Indonesia. Terbukti, sejauh ini tamu-tamu hotelnya 50% lebih berasal dari Indonesia.

Indonesia, baginya, sudah menjadi rumah kedua sejak 1995. Hal ini yang membuatnya kian memahami kebutuhan dan tren pasar hotel wisatawan domestik.

Dirinya juga mengapresiasi upaya pemerintah yang terus membenahi infrastruktur di sejumlah daerah. Menurutnya, kunci suksesnya pengembangan satu wilayah dimulai dari kemudahan akses.

Sedangkan untuk potensi pertumbuhan hotel, pihaknya memastikan meski keadaan kelebihan pasokan di sejumlah kawasan tetapi hotel bujet dengan satu keunikan akan memiliki daya tarik bahkan menekan hotel-hotel berbintang sekalipun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu Nurcaya
Sumber : JIBI

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper