Bisnis.com, DENPASAR—Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta memaparkan sejumlah keunggulan sapi bali kepada rombongan perusahaan ternak sapi dari Jepang, Kamichiku Holdings, yang berkunjung ke Pulau Dewata.
"Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang terdapat dalam populasi yang cukup besar. Salah satu keunggulannya yaitu mampu beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki ketersediaan pakan berkualitas rendah," kata Sudikerta saat menemui rombongan Kamichiku Holdings di Denpasar, Selasa (31/1/2017).
Di samping itu, kata dia, keunggulan lainnya tingkat fertilitas (kesuburan) yang tinggi serta memiliki kandungan protein lebih lama setelah dibakar.
"Namun, kami tidak memungkiri kekurangan sapi bali adalah dagingnya yang kurang empuk sehingga belum bisa memenuhi peluang pasar internasional," ujarnya.
Sudikerta mengungkapkan sampai saat ini Pemerintah Provinsi Bali terus berusaha untuk melestarikan sapi bali, salah satunya dengan membuat program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) sejak 2009 yang mengintregasikan ternak sapi dengan pertanian.
"Jadi, kelompok tani itu, kami berikan bantuan 21 ekor sapi yang mereka kembangkan dan limbah dari pertanian tersebut dapat mereka olah menjadi pupuk organik maupun biourine, sehingga terintegrasi dengan pertanian," ucapnya.
Jumlah populasi sapi bali, kata dia, sampai saat ini terus meningkat dan diharapkan kualitas produk dari daging sapi juga dapat ditingkatkan, baik dari segi pengolahan pakan maupun perawatan lainnya.
Sudikerta berharap, kedatangan Kamichiku Holdings dapat memberikan informasi baru terkait dengan pengolahan daging sapi agar kualitas daging sapi daerah itu dapat bersaing dengan daging sapi Jepang, yaitu "wagyu" yang terkenal empuk.
President Director Kamichiku Holdings Masashi Kamimura mengucapkan terima kasih atas sambutan Pemprov Bali yang hangat.
Ia mengemukakan perusahaannya bergerak dalam peternakan dan pengelolaan sapi wagyu yang terintegrasi. Dalam mempertahankan keunggulan produk, Kamichiku memperhatikan perawatan sapi. baik dari proses penggemukan atau pemberian pakan maupun kesehatan sapi.
"Dengan perawatan yang maksimal maka omzet dari bisnis pengolahan sapi yang kami dapatkan per tahun adalah 35 miliar Yen atau sekitar Rp4 triliun," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas daging sapi bali, apabila pemerintah tidak mau menyilangkan sapi bali dengan wagyu maka dapat dilakukan beberapa cara pemberian pakan yang berkualitas, menjaga kesehatan sapi dengan ketat, serta dalam teknik pemotongan sapi harus sesuai dengan aturan.
Menurut Kamimura, sapi bali memiliki potensi besar untuk dikembangkan terlebih sapi asal Pulau Dewata itu memiliki keunggulan protein yang tahan lebih lama dengan wagyu apabila dibakar.
Untuk itu, pihaknya siap melakukan berbagai macam kerja sama dalam mengembangkan sapi bali.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan diskusi oleh rombongan Kamichiku dengan jajaran Pemprov Bali serta sejumlah pakar peternakan dari Universitas Udayana dan perwakilan Balai Pembibitan Hewan dan Rumah Potong Hewan terkait dengan pengolahan sapi bali yang unggul.