Jelang Natal dan Tahun Baru 2019, Pasokan Pangan di Bali Surplus

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali memastikan kebutuhan pangan jelang Natal dan Tahun Baru aman karena pasokan masih surplus.
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, DENPASAR – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali memastikan kebutuhan pangan jelang Natal dan Tahun Baru aman karena pasokan masih surplus.
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bali I Wayan Mardiana memerinci ketersediaan beras di Bali dari hasil panen petani mencapai 470.151 ton per tahun. Sementara itu, kebutuhan atau total konsumsi beras mencapai 415.944 ton per tahun.

Artinya, beras di Bali surplus sebanyak 54.207 ton.
 
Ketersediaan beras tersebut belum termasuk cadangan yang dimiliki Bulog Bali, yang mencapai 11.600 ton. Kondisi ini memastikan kebutuhan beras Bali akan tercukupi hingga tiga bulan ke depan.
 
Pasokan beras ini diklaim tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, melainkan juga wisatawan. Setiap bulannya, masyarakat Bali setidaknya mengonsumsi hingga 34.286 ton beras.

Adapun kebutuhan beras wisatawan Nusantara (wisnus) mencapai 10 ton per bulan dan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 5 ton per bulan.
 
“Konsumsi masyarakat hingga hotel untuk konsumsi wisatawan, ketersediaannya masih sangat surplus,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/12/2018).
 
Selain beras, beberapa komoditas pangan lain juga disebut surplus. Komoditas yang surplus hingga akhir 2018 di antaranya jagung sebanyak  51.169 ton, ketela pohon 54.330 ton, ketela rambat 20.753 ton, bawang merah 10.459 ton, cabe merah 12.072 ton, cabe rawit 50.814 ton, daging ayam 71.000 ton, telur ayam 16.630 ton, daging sapi 810 ton, dan daging babi 40.587 ton.
 
Hanya bawang putih yang ketersediannya selalu kurang di Bali. Hingga akhir 2018, diprediksi Bali kekurangan 5.956 ton bawang putih dari kebutuhan yang seharusnya 6.380 ton.
 
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Bali sedang mendorong penanaman bawang putih di beberapa daerah pertanian di provinsi itu. Selama ini, kebutuhan bawang putih sebagian besar dipasok dari Jawa.
 
“Ketersediaan pangan kita sebagian besar tidak ada masalah dan sangat memadai,” tambah Mardiana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper