Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didukung Investasi, Kredit Perbankan di Bali Tumbuh 6,52%

Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali hingga kuartal I/2025 mencapai Rp113,82 triliun atau tumbuh 7,25 year on year (yoy)
Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali hingga kuartal I/2025 mencapai Rp113,82 triliun atau tumbuh 7,25 year on year (yoy) / paradiseindonesia.com
Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali hingga kuartal I/2025 mencapai Rp113,82 triliun atau tumbuh 7,25 year on year (yoy) / paradiseindonesia.com

Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali hingga kuartal I/2025 mencapai Rp113,82 triliun atau tumbuh 7,25 year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,52% (yoy). 

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit tahun ini masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp5,02 triliun atau 16,24% yoy, sedangkan pada Februari 2025 tumbuh 16,06% yoy.

Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali. 

Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 51,98% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 4,94% yoy.

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 33,88% dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,42%. 

Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha yang bertambah sebesar Rp2,26 triliun atau tumbuh 6,22% yoy serta Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum sebesar Rp1,98 triliun atau tumbuh 17,30% yoy. 

"Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali sampai dengan posisi Maret 2025 terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," ucap Puji dikutip dari keterangan pers, Senin (19/5/2025).

Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,10 persen.

Sementara NPL net berada di posisi 2,17%, sedikit membaik dibandingkan posisi Februari 2025 yang tumbuh 2,18%, serta masih jauh dibawah threshold.

Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 11,62% dibandingkan tahun sebelumnya posisi Maret 2024 sebesar 17,73% yoy.

OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.

Penghimpunan DPK mencapai Rp192,72 triliun dan melanjutkan catatan double-digit growth yaitu 10,47% yoy, berada di atas pertumbuhan DPK Nasional yang sebesar 4,76% yoy.

Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK posisi Maret 2025 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp11,97 triliun.

Fungsi intermediasi masih menunjukkan tingkat yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi Maret 2025 sebesar 59,06%.

Adapun kecukupan modal BPR (Cash Ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 14,40% dan 35,27%. 

"Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi dan OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas," kata Puji.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper