Bisnis.com, DENPASAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi April 2024 tetap solid dan terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang stabil, dan profil risiko yang terjaga.
Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan data sektor perbankan Bali pada posisi April 2024 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari periode sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp106,34 triliun atau tumbuh 6,65% (YoY) lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,27% (YoY).
Penyaluran kredit Bank Umum di Bali sebesar Rp93,69 triliun atau tumbuh 7,42% (YoY) lebih tinggi dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 3,25% (YoY). Sementara itu, penyaluran kredit BPR posisi April 2024 mencapai Rp12,65 triliun atau tumbuh 1,33% (YoY), lebih rendah dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 3,40% (YoY).
"Hal ini disebabkan karena pada 4 April 2024, OJK telah mencabut ijin usaha dari PT BPR Bali Artha Anugrah sehingga menyebabkan penurunan baki debet penyaluran kredit BPR di Bali," jelas Puji, Kamis (27/6/2024).
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit masih didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi yang bertambah sebesar Rp4,90 triliun atau tumbuh 18,64 (YoY), sedangkan pada April 2023 tumbuh 4,49% (YoY). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha (konsumtif) sebesar 34,18% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 29,94%.
Baca Juga
Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor perdagangan besar dan eceran yang bertambah sebesar Rp1,52 triliun atau tumbuh 5,02%, aerta sektor penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar Rp1,50 triliun atau tumbuh 4,32%.
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 53,15% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 8,47% (YoY), lebih tinggi dibandingkan April 2023 yang tumbub 4,94% (YoY).
Puji menyebut kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross sebesar 3,25%, walaupun sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2024 yang sebesar 3,12%.
Sementara itu NPL net berada di posisi 2,10%, juga lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,77%. Meningkatnya rasio NPL pada posisi April 2024 dipengaruhi oleh berakhirnya kebijakan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Namun demikian, peningkatan rasio NPL tersebut berada dalam batas yang terkendali.