Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTB Impor Gula Senilai US$12,1 Juta

NTB menerima impor gula dari Thailand untuk memenuhi konsumsi gula di masyarakat.
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta./Bisnis-Abdurachman
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, DENPASAR - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menerima impor gula dari Thailand untuk memenuhi konsumsi gula di masyarakat.

Kepala BPS NTB, Wahyudin menjelaskan impor gula dan kembang gula sebesar US$12,1 juta atau 12,32%. "Impor gula berasal dari Thailand," jelas Wahyudin dari siaran pers, Rabu (19/6/2024).

Jika dilihat dari history ekspor NTB, ini merupakan kali pertama NTB mengimpor gula sepanjang 2024, tingginya konsumsi rumah tangga dan UMKM terhadap gula membuat produksi gula dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Secara keseluruhan, Nilai impor NTB pada Mei 2024 sebesar US$98.88 juta atau turun 35,35% dibandingkan dengan impor pada  April 2024 sebesar US$152,96 juta (mtm). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor NTB pada Mei 2024 mengalami kenaikan 241,03%, dimana nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Mei 2023 sebesar US$28,99 juta (YoY).

Impor terbesar NTB pada Mei 2024 yakni mesin-mesin / pesawat mekanik sebesar US$65,61 juta atau 66,36%, kemudian NTB juga mengimpor Plastik dan Barang dari plastik sebesar US$ 7.909.891 atau 8%, perangkat optik sebesar US$7,24 juta  atau 7,33%, mesin / perangkat listrik US$ 2.62 juta atau 2,65%. Kemudian kendaraan dan bagiannya sebesar US$904.421 atau 0,91%, serta Benda-benda dari besi dan baja US$772.125 atau 0,78%.

Impor kelompok komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik berasal dari Cina, Singapura, Australia dan lainnya. Nilai impor NTB Mei 2024 terbesar berasal dari Cina dengan  nilai US$45.4 juta atau sekitar 45,92%, Thailand dengan nilai US$20.47 juta atau sekitar 20,71%, Singapura dengan nilai US$14,26 juta atau sekitar 14,43%, Australia dengan nilai US$5,8 juta atau sekitar 5,88%, dan Amerika Serikat dengan nilai US$3,3 juta atau sekitar 3,39%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper