Bisnis.com, DENPASAR - Bank Indonesia mendorong Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pangan Mangu Giri Sedana untuk bisa menyerap hasil pangan petani secara optimal di musim panen sebagai upaya pengendalian inflasi.
Beras dinilai harus diserap oleh Perumda Mangun Giri Sedana karena kebutuhan komoditas ini di Kabupaten Badung cukup tinggi, untuk memenuhi rumah tangga hingga untuk kebutuhan restoran. Apalagi Perumda ditugaskan oleh Pemkab Badung menyediakan beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, IGA Diah Utari menjelaskan Perumda memiliki peran penting Perumda memiliki peran penting dalam pengendalian inflasi karena berfungsi sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah untuk melakukan intervensi dalam stabilisasi harga pangan termasuk harga di level petani.
lnflasi tahunan Bali pada April tercatat sebesar 4,02% (yoy) dan diharapkan dapat kembali dalam rentang sasaran 2,5±1 % di akhir tahun. Tantangan pengendalian inflasi ke depan utamanya adalah kenaikan permintaan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur bersama yang berpotensi mendorong kenaikan harga.
Lebih lanjut, Utari menyebut peran Perumda dalam mendukung pengendalian inflasi adalah dengan bertindak sebagai offtaker produk pertanian, melakukan operasi pasar murah, mengoperasikan gerai inflasi sebagai referensi harga, distributor bahan pangan pokok termasuk beras SPHP.
"Untuk mengoptimalkan peran tersebut, Perumda tidak dapat bekerja sendiri, namun perlu bekerja sama dengan perumda lain dan memiliki jejaring yang luas dengan daerah penghasil/distributor utama. Melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) tersebut dapat terjadi keseimbangan antara daerah surplus dan minus agar supply bahan pangan pokok tetap terjaga," jelas Utari dari siaran pers, Jumat (24/5/2024).
Baca Juga
Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Adi Arnawa berharap agar Perumda MGS dapat membeli gabah di atas harga pasar, terutama pada saat musim panen yang biasanya diikuti penurunan harga gabah di tingkat petani.
"Apabila Perumda MGS dapat menjalankan fungsinya sebagai offtaker dengan baik, maka Nilai Tukar Petani (NTP) akan naik sehingga kesejahteraan petani akan meningkat, apalagi RMU atau penggilingan modern akan segera beroperasi," ujar Arnawa.
Sebagai informasi produksi padi di Pulau Dewata pada 2023 yaitu sebesar 673.581 ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 7.021 ton atau 1,03% dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 680.602 ton GKG. Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 379.870 ton, mengalami penurunan sebanyak 3.960 ton atau 1,03% dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 383.829 ton.