Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran perusahaan pembiayaan di Bali mencapai Rp10,63 triliun, tumbuh 20,85% (yoy), melandai dibandingkan posisi Oktober 2023 yang tumbuh sebesar 55,72% (yoy).
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan di Bali hingga November 2023 masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, walaupun dengan laju yang menurun dibandingkan periode sebelumnya.
“Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor serta pembiayaan kepada aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya,” jelas Puji kepada media dikutip pada Kamis (8/2/2024).
Baca Juga
Tumbuhnya kinerja perusahaan pembiayaan juga didorong oleh bergeliatnya ekonomi Bali dampak dari pemulihan sektor pariwisata.
Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan terkendali. Tingkat Non Performing Financing (NPF) posisi November 2023 sebesar 1,18 persen, sedikit menurun dibandingkan Oktober 2023 yang sebesar 1,20 persen.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui fintech peer to peer lending juga masih menunjukkan pertumbuhan double digit dengan pertumbuhan 45,75% (yoy) yakni sebesar Rp939,83 miliar. Nilai penyaluran tersebut meningkat dibandingkan Oktober 2023 yang tumbuh sebesar 41,68 persen (yoy). Tingkat wanprestasi 90 hari (TWP 90) dari Fintech Lending tercatat 1,53%, sedikit menurun dibandingkan Oktober 2023 yang sebesar 1,58%.