Bisnis.com, DENPASAR – Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Bali saat libur natal dan tahun baru meningkat 3% dibandingkan kondisi normal. Peningkatan konsumsi ini didorong oleh aktivitas pariwisata Bali yang meningkat pada libur Nataru.
Pertamina memproyeksikan konsumsi BBM naik sekitar 2.000 KL per bulan, dari 89.000 KL per bulan menjadi 91.000 KL per bulan. Berbeda dengan bensin, konsumsi gasoil seperti solar diesel cenderung turun dari 19.200 KL per bulan menjadi 18.900 KL di Desember 2023 nanti.
Area Manager Communication Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan Pertamina telah menyiapkan stok untuk antisipasi peningkatan konsumsi BBM saat libur Nataru.
“Untuk stok hingga Desember 2023 kami pastikan tersedia, untuk penyaluran kami tetap berpegang pada kuota yang sudah ditentukan oleh Pemerintah. Kenaikan konsumsi saat libur Nataru kami perkirakan 3%,” jelas Ahad, Rabu (29/11/2023).
Pertamina juga mencatat realisasi konsumsi BBM Subsidi per Oktober 2023 seperti Pertalite 2.350 KL, BioSolar 637, LPG 3 Kg Subsidi sekitar 792 MT. Ahad menekankan agar konsumsi BBM sesuai dengan kuota hingga akhir tahun terutama untuk BBM bersubsidi. Mobil mewah dan kendaraan yang digunakan untuk kegiatan kampanye pemilu diharapkan tidak menggunakan BBM bersubsidi.
Ahad menuturkan jika musim kampanye Pemilu juga mempengaruhi konsumsi BBM masyarakat, apalagi kampanye dilakukan dengan memobilisasi massa secara besar–besaran, konvoi atau iring–iringan kendaraan dalam jumlah besar.
Baca Juga
Untuk pengendalian konsumsi BBM subsidi, khususnya solar, Pertamina telah mengimplementasikan QR Code di seluruh SPBU di Bali yang menjual solar subsidi. Setiap pembeli solar subsidi, harus melakukan scan QR Code, hal ini bertujuan untuk menekan kecurangan yang sering dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.