Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampoerna Entrepreneurship Training Center Dorong UMKM di Bali Manfaatkan Ekosistem Digital

Pelaku UMKM di Bali didorong memanfaatkan ekosistem digital untuk dapat meningkatkan kualitas produk serta mampu menjangkau pasar lebih luas.
Diskusi Bisnis Lounge yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, berkolaborasi dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC)./Ist
Diskusi Bisnis Lounge yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, berkolaborasi dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC)./Ist

Bisnis.com, DENPASAR — Pelaku UMKM di Bali didorong memanfaatkan ekosistem digital untuk dapat meningkatkan kualitas produk serta mampu menjangkau pasar lebih luas.

Penekanan tersebut disampaikan oleh seluruh pemateri yang hadir dalam seminar bertemakan Mendorong Kemajuan UMKM Bali Melalui Pemanfaatan Ekosistem Digital yang diadakan oleh Bisnis Indonesia Perwakilan Bali bersama Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC) di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) pada Selasa (21/11/2023).

SETC merupakan salah satu program pemberdayaan UMKM yang dijalankan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.

Seminar ini menghadirkan Kepala Bidang Pemberdayaan UKM, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Agra Satya Diana, Pengamat Ekonomi Undiknas University Prof Ida Bagus Raka Suardana, Pelaku UMKM binaan Sampoerna yaitu Galih Hastosa yang merupakan pemilik usaha “Menggah Agung Indah”, dan Perwakilan HIPMI Bali Komang Manik Sumardika sebagai pemateri. 

Kabid Pemberdayaan UKM Bali AA Satrya menuturkan, jumlah pelaku UMKM Bali sangat besar. Keberadaannya sangat penting dalam ikut memajukan perekonomian daerah dan terbukti ketika Pandemi Covid-19 melanda.

“UMKM merupakan denyut nadi perekonomian dan keberadaannya sangat penting bagi perekonomian daerah sehingga mereka harus dibantu untuk tetap dapat bertahan di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang,” tuturnya.

Salah satu cara bagi UMKM tersebut agar dapat berkembang adalah dengan memanfaatkan digitalisasi yang terbukti tidak memiliki batasan peluang.

AA Satrya mengakui pelaku UMKM di Bali sangat melek digital, dan ini bisa menjadi kunci utama untuk pengembangan usaha agar lebih maju lagi. AA Satrya menyebut pengembangan UMKM di Bali harus berkolaborasi dengan semua pihak termasuk swasta seperti SETC.

Pemprov Bali juga membentuk tim peningkatan produk dalam negeri dan wajib mengalokasikan 40% dari anggaran belanja/jasa yang dikelolanya, yang diprioritaskan untuk penggunaan produk UMKM. Saat ini nilai komitmen penggunaan produk dalam negeri di Bali Rp1,82 triliun, sementara itu realisasi belanja produk dalam negeri Rp869,40 miliar.

Ditekankan oleh Galih Santosa, pelaku UMKM seperti dirinya sangat bersyukur dengan adanya digitalisasi. Berusaha menjadi lebih mudah karena semua sudah disiapkan mulai dari hulu hingga hilir. Paling terpenting menurutnya di era sekarang ini, pelaku UMKM harus konsisten dalam berusaha.

“Semua tools sudah tersedia, jadi konsistensi menjadi kunci penting agar bisnis terus. Digitalisasi sangat membantu sekali pengusaha seperti kami dalam produksi hingga pemasaran,” jelas pengusaha yang juga terpilih sebagai binaan SETC untuk ikut memamerkan produknya di Jakarta ini.

Ditegaskan oleh Komang Manik Sumardika, HIPMI Bali selaku organisasi yang berisikan pengusaha muda juga turut memanfaatkan digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi adalah produk kemajuan zaman yang tidak bisa dibendung. HIPMI Bali sesuai dengan arahan dari HIPMI pusat, diimbau menambah lagi jumlah pengusaha-pengusaha di Indonesia. Dalam upaya menambahkan jumlah itulah pihaknya mengikuti alur dari digitalisasi yang diharapkan dapat mencetak pengusaha yang paham akan digitalisasi. 

“Karena cepat atau lambat, ini suatu hal yang tidak bisa kita bendung. Jadi bagaimana kita dari bisnis konvensional, itu harus bisa kita ubah ke bisnis digitalisasi,” jelasnya.

Manik menegaskan kunci sukses membangun brand dalam digitalisasi adalah kualitas dan keunikan produk. Keunikan produk bisa menghindarkan pelaku usaha dari perang harga dengan kompetitor dan persaingan ketat yang bisa menyebabkan kualitas produk menurun dan hilangnya kepercayaan customer

Prof Raka Suardana menambahkan ekonomi Bali pada saat ini lebih dari 60% bergantung kepada industri pariwisata. Industri pariwisata sendiri sangat membutuhkan dukungan solusi digital. Bali juga harus mampu menghadirkan industri lain sebagai pendamping industri pariwisata. Salah satu alternatif yang mungkin untuk dikembangkan adalah industri yang memiliki kaitan dengan ekosistem digital. 

Keberadaan UMKM yang memanfaatkan ekosistem digital akan dapat membantu memperkuat struktur perekonomian Bali. Daya tahan UMKM yang bergantung dengan ekosistem digital diyakini akan lebih kuat menghadapi goncangan seperti pandemi yang lalu. Karena itu pihaknya mendorong agar pelaku UMKM di Bali memanfaatkan ekosistem ini agar jalur produksi lebih efektif dan efisien serta menjangkau pasar lebih luas.

“Ekosistem digital sudah bukan lagi hanya dibutuhkan, tapi sangat penting bagi UMKM. Rugi apabila tidak memanfaatkan ekosistem digital. Ini potensinya besar dan UMKM yang fokus memanfaatkan jalur ini berpeluang memperkuat perekonomian daerah,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper