Bisnis.com, DENPASAR – Ekspor komoditas dari Bali pada Juni 2023 US$ 47,57 juta atau turun 4,21 persen dibandingkan dengan Mei 2023 yang nilai ekspornya sebesar US$49,66 juta. Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2022 (YoY), nilai ekspor Bali bulan Juni 2023 juga tercatat turun 4,64 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, turunnya ekspor Bali pada Juni berasal dari enam komoditas yang mengalami turun sebesar 21,80 persen. Komoditas tersebut antara lain pakain dan aksesoris yang turun 16,42 persen dari US$6,6 Juta pada Mei 2023 menjadi US$5,5 juta pada Juni 2023. Kemudian ekspor logam mulia dan perhiasan juga turun 15,77 persen, kayu dan barang dari kayu turun 2,4 persen, perabotan lampu dan alat penerangan turun 20,37 persen, barang anyaman 21,80 persen.
Sedangkan ekspor Bali yang mengalami pertumbuhan pada Juni 2023 yakni ekspor barang kulit dari kulit samak yang tumbuh 123 persen, kemudian ekspor mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 91,78 persen, kertas dan karton tumbuh 57,29 persen, dan ekspor ikan dan crustacea tumbuh 3,44 persen.
Dari segi nilai, ekspor terbesar Bali masih dari komoditas ikan dan crustacea dengan nilai ekspor mencapai US$13,08 juta. Diikuti oleh pakaian dan aksesoris, logam mulia dan perhiasan, komoditas kayu, perabotan, kertas dan komoditas lainnya.
Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan dari 10 negara tujuan utama ekspor barang pada bulan Juni 2023, secara bulanan lima negara tujuan tercatat menunjukkan penurunan.
“Penurunan paling dalam tercatat pada tujuan Belanda yaitu sebesar 29,18 persen, yang didominasi turunnya nilai ekspor produk pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan), kemudian ekspor ke Jerman juga turun 24,46 persen, ke Thailand turun 21,34 persen, ke Australia turun 21,32 persen,” jelas Endang melalui live streaming, Selasa (1/8/2023).
Negara tujuan dengan ekspor tertinggi yakni ke Meksiko sebesar 97,08 persen, kemudian Swiss 61,34 persen, Prancis 75,12 persen, China 4,52 persen dan Jerman 24,61 persen.