Bisnis.com, DENPASAR – Ekspor komoditas Manggis Bali sepanjang 2022 menurun drastis akibat produksi selama musim panen 2022 anjlok sehingga tidak mampu memenuhi permintaan.
Manggis selama ini menjadi komoditas andalan untuk ekspor dari sektor hortikultura. Mayoritas ekspor manggis Bali ditujukan ke China. Ketika musim panen sebelum pandemi Covid-19, setiap hari Bali bisa mengirim 80 ton hingga 100 ton Manggis ke China, bahkan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar mencatat sepanjang 2016-209 Bali mengirim 5.000 ton Manggis.
Penurunan ekspor manggis dimulai sejak pandemi Covid-19, penyebabnya karena pembatasan ke negara tujuan ekspor seperti China. Proteksi China yang sangat ketat terhadap komoditas yang masuk berdampak terhadap ekspor manggis dari Bali.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Putu Terunanegara menjelaskan menyusutnya ekspor manggis pada 2022 dipicu oleh pergantian musim yang ekstrem sehingga berdampak turunnya hasil panen petani manggis secara signifikan.
“Manggis tahun ini benar- benar volumenya jauh sekali dari harapan, harusnya ini puncak musim tapi sampai saat ini belum ada ekspor manggis. Kami pantau ke lapangan ternyata panen buah manggis ada keterlambatan, dan tidak maksimal buahnya karena pergantian musim yang bergeser,” jelas Terunanegara kepada media di kantornya, Kamis (22/12/2022).
Turunnya ekspor manggis sepanjang 2022 berdampak terhadap nilai ekspor hortikultura Bali yang turun Rp5,3 miliar menjadi Rp7,9 miliar. Padahal pada 2021 nilai ekspor hortikultura Bali masih di angka Rp13,5 miliar, karena saat itu Bali masih bisa mengekspor manggis walaupun volumenya berkurang jika dibandingkan sebelum pandemi.
Baca Juga
“Kami berharap pada 2023 panen manggis di Bali hasilnya bagus karena permintaan dari China untuk manggis tinggi, apalagi menjelang perayaan Imlek, manggis itu dianggap ratu disana (China) sehingga harus ada dalam setiap upacara mereka,” ujar Terunanegara.
Bali memang dikenal sebagai penghasil manggis dengan kualitas terbaik di Indonesia, Kabupaten Tabanan dan Jembrana menjadi penghasil manggis untuk ekspor. Data Pemprov Bali mencatat 50 persen ekspor manggis Indonesia disuplai dari Bali, pada 2019 saja ekspor manggis Bali mencapai 9.000 ton dengan nilai Rp100 miliar. Kelebihan manggis Bali disukai oleh pasar ekspor karena dirawat dengan pupuk organik.