Bisnis.com, DENPASAR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksikan inflasi pada Agustus 2022 rendah karena adanya panen raya pada komoditas strategis sehingga pasokan diprediksi akan berlimpah.
Kepala Perwakilan BI Bali Trisno Nugroho menjelaskan, berbeda dengan Juni dan Juli dimana inflasi Bali melampaui inflasi nasional, pada Agustus 2022, inflasi Bali bakal rendah bahkan berpotensi terjadi deflasi dengan adanya panen raya di sentra produksi komoditas Bali seperti panen cabai, bawang merah, padi.
“Harga komoditas kami proyeksikan bakal turun pada Agustus 2022 karena beberapa faktor antara lain peningkatan pasokan hortikultura seiring dengan panen raya di sejumlah sentra produksi pertanian di Bali. Kemudian pada Agustus terjadi normalisasi permintaan bahan pokok seiring dengan berakhirnya libur sekolah bagi wisatawan domestic,” jelas Trisno, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga
Proyeksi menurunnya inflasi pada Agustus menjawab kekhawatiran publik dengan kenaikan harga harga komoditas sepanjang 2022 khususnya pada Juni dan Juli. Faktor hujan berkepanjangan menjadi salah satu pemicu berkurangnya stok pangan Bali seperti cabai, bawang merah, sehingga harus mendatangkan dari luar daerah seperti pulau Jawa dan Bima, NTB.
Inflasi Bali pada Juli 2022 secara bulanan tercatat 0,86 persen, masih lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat 0,64 persen, sedangkan secara tahunan, inflasi Bali tercatat 6,7 persen, jauh lebih tinggi dari inflasi nasional sejumlah 4,94 persen. Inflasi ini disebabkan melambungnya harga komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, serta naiknya biaya sekolah anak SMA dan biaya angkutan udara.
Menurut Trisno, perlu peningkatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam Provinsi Bali untuk penyediaan komoditas strategis yang selama ini sebagai penyumbang inflasi. “Selain operasi pasar secara berkala yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah, perlu kerjasama antar daerah dalam penyediaan bahan pokok strategis, karena hingga Juli 2022, kelompok volatile food masih memberikan andil inflasi yang besar,” ujar Trisno. (C211)