Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit UMKM di NTB Capai Rp17,83 Triliun

Jika dilihat dari jenis penyaluran kredit, 84 persen kredit UMKM digunakan oleh debitur sebagai modal kerja, dan 16 persen untuk investasi.
Songket Lombok, NTB./Istimewa
Songket Lombok, NTB./Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR – Realisasi kredit sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp17,83 triliun hingga Juni 2022 atau 32 persen dari total keseluruhan kredit yang disalurkan.

Bank Indonesia mencatat, Rp10,26 triliun atau 55,73 persen kredit UMKM di NTB disalurkan ke lapangan usaha perdagangan, kemudian Rp3,89 triliun atau 21,27 persen kredit ke lapangan usaha pertanian, Rp1,04 triliun atau 5,63 persen kredit disalurkan ke lapangan usaha akomodasi makan dan minum (akmamin), Rp821 miliar atau 4,68 persen disalurkan ke industri pengolahan dan 13,16 persen disalurkan ke sektor lainnya.

Jika dilihat dari jenis penyaluran kredit, 84 persen kredit UMKM digunakan oleh debitur sebagai modal kerja, dan 16 persen untuk investasi. Dari jenis UMKM, 43 persen kredit disalurkan kepada pelaku usaha skala kecil, kemudian 40 persen pelaku usaha mikro dan 17 persen pelaku usaha menengah.

Deputi Kepala Perwakilan BI NB, Achmad Fauzi, menjelaskan kinerja kredit UMKM terus mengalami perbaikan hingga Juni 2022. “Perbaikan tersebut tercermin dari penurunan porsi kredit UMKM yang direstrukturisasi, saat ini masih 18,97 persen kredit UMKM yang direstrukturisasi dari total seluruh kredit UMKM,” jelas Fauzi dalam keterangan pers, Minggu (31/7/2022).

Non Performing Loan (NPL) kredit UMKM di NTB pada kuartal II/2022 tercatat 3,98 persen, meningkat jika dibandingkan dengan NPL pada kuartal I/2022 sejumlah 0,87 persen. Sedangkan Loan At Risk (LAR) pada kuartal II/2022 naik menjadi 22,39 persen dibanding pada kuartal I/2022 dengan LAR 6,62 persen.

BI NTB mendorong perbankan memperkuat digitalisasi untuk memperluas akses UMKM mendapatkan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. Pada Mei 2022, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi digital banking meningkat 20,82 persen (yoy) menjadi Rp3.766,7 triliun. Hal ini menyebabkan industri keuangan terus berlomba menyajikan layanan digital dimana selain perbankan, kehadiran fintech atau pembiayaan online juga terus tumbuh dan memberikan alternatif pembiayaan bagi masyarakat.

Selain itu, pada periode Mei 2022, jumlah penerima pinjaman melalui pembiayaan online seumlah 18.056.908 akun dan nilai pinjaman mencapai Rp18,6 triliun. Dari jumlah tersebut, 39,13 persen atau Rp7,2 triliun di antaranya merupakan pinjaman fintech sektor produktif.

“Keberadaan pembiayaan online ini harus benar-benar dapat dimanfaatkan dengan maksimal utamanya untuk memudahkan masyarakat dan pelaku UMKM dalam mengakses produk-produk keuangan dan juga memperluas jangkauan pemberian layanan finansial yang memadai terlebih dalam hal permodalan untuk menggerakkan UMKM sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan.” ujar Fauzi. (C211)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper