Bisnis.com, MATARAM – Pusat hiburan di kawasan wisata Senggigi masih belum bergeliat kendati kedatangan wisatawan ke Pulau Lombok sudah mulai meningkat .
Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi, Suhermanto, menjelaskan jumlah tempat hiburan di Senggigi semakin menyusut sejak pandemic Covid-19, dan sulit untuk bangkit meskipun pelonggaran aktivitas sudah dilakukan.
“Jumlah tempat hiburan turun lebih dari 50 persen, dari awalnya 27 tempat pada 2018, turun menjadi 12 tempat saja. Itu terjadi setelah perlahan sejak gempa melanda Lombok dan semakin berkurang ketika pandemi Covid-19,” kata Suhermanto kepada Bisnis, Kamis (26/5/2022).
Penyebab lesunya industri hiburan karena karaoke yang menjadi andalan untuk menarik minat konsumen tidak diminati lagi oleh konsumen terutama wisatawan yang berkunjung ke Senggigi.
“Karaoke ini sudah bukan barang mewah lagi, sekarang tempat karaoke bisa dimana mana, di warung, rumah, jadi itu faktor utama. Kemudian pertumbuhan tempat hiburan di Kota Mataram juga pesat, tapi Mataram ini kan pasarnya lokal, sedangkan kami sebenarnya pasarnya tamu asing. Masalahnya wisatawan asing yang ke Senggigi sudah mulai bosan dengan keadaan Senggigi yang tidak ada perubahan,” kata Hermanto.
Senggigi perlu melakukan revitalisasi kawasan wisatanya agar mampu menarik minat wisatawan asing dan domestik.
Baca Juga
Hermanto menuturkan konsep hiburan di Senggigi harus diubah dari karaoke menjadi live music festival, yang sedang diminati oleh anak muda. Tetapi untuk menyelenggarakan live musik dengan jumlah penonton banyak, Senggigi kekurangan lahan terbuka yang memadai.
“Lahan Senggigi sudah sempit sekali untuk penyelenggaraan acara seperti live music. Kami meminta pemerintah provinsi untuk turun tangan memperhatikan Senggigi dengan serius. Tidak bisa hanya mengandalkan pengusaha. Dalam kondisi seperti ini kita tidak boleh menyerah dalam mencari solusi untuk menggeliatkan kembali wisata Senggigi,” ujar Hermanto. (K48)