Bisnis.com, JAKARTA - Hotel di Nusa Tenggara Barat didorong menyerap produk dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar produk UMKM dikenal oleh wisatawan.
Kemenparekraf telah memfasilitasi 35 pelaku UMKM melakukan temu bisnis dengan pihak hotel di NTB untuk menjajaki kerjasama bisnis antara kedua pihak. Kemenparekraf mendorong hotel untuk ikut menciptakan rantau pasok industri pariwisata dengan menyerap produk UMKM.
Ketua Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) NTB Ni Ketut Wolini menjelaskan hotel di NTB siap menyerap produk UMKM sesuai dengan arahan dari pemerintah. "Kami pada prinsipnya siap, apalagi sudah ada Pergub soal penyerapan produk UMKM oleh hotel," jelas Wolini kepada media pada Sabtu (29/1/2022).
Produk UMKM yang akan diserap oleh hotel dituntut menyiapkan produk dengan kualitas yang bisa memenuhi standar hotel. "Sekarang yang harus diperhatikan oleh UMKM pertama kualitas produk, ketersediaan bahan baku, kemudian harga juga harus kompetitif, jangan sampai memberikan harga yang jauh lebih mahal dari pada di pasar, karena bagaimanapun hotel kan bisnis, pasti melihat harga," ujar Wolini.
Produk yang akan diserap akan menyesuaikan dengan kebutuhan hotel, Wolini menjelaskan kebutuhan hotel umumnya yang akan diambil dari UMKM yakni sayur - sayuran, daging. "Tentu nanti penyerapannya yang sesuai dengan kebutuhan hotel," kata dia.
Sementara itu Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo menjelaskan penting bagi hotel untuk menyerap produk UMKM agar mendapat dampak dari pariwisata NTB. "Pariwisata ini sebuah ekosistem, bukan hanya soal hotel dan restaurant, tetapi juga produk UMKM harus diserap untuk memenuhi kebutuhan tamu," jelas Fadjar.
Fadjar menjelaskan banyak produk khas NTB yang bisa diserap oleh UMKM mulao dari produk kuliner, fesyen. "Produk yang sering digunakan hotel yakni kopi, kami harap kopi di hotel diambil dari produk lokal, sehingga rantai pasok itu terjadi," ungkapnya.