Bisnis.com, DENPASAR – Produk kopi asal Bali berpeluang masuk pasar Eropa menyusul tingginya permintaan dari kawasan tersebut. Terlebih, data menunjukkan ekspor kopi Bali mengalami peningkatan signifikan pada 2020.
Adapun Balai Karantina Pertanian Denpasar mencatat ekspor komoditas kopi pada 2019 sebanyak 60 ton dengan nilai ekspor Rp4,4 miliar. Pada 2020 mengalami kenaikan hampir 100 persen menjadi 95 ton dengan nilai Rp7,68 miliar.
Namun, pada 2021 terdapat sedikit penurunan. Hingga Agustus 2021, volume ekspor kopi Bali mencapai 61,9 ton dengan nilai ekspor Rp3,59 miliar.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan pasar utama ekspor kopi Bali dan Nusa Tenggara adalah Amerika Serikat 21 persen, China 11 persen, Jepang 9,1 persen, dan Australia 8,9 persen.
Jika dibandingkan dengan data permintaan impor, negara Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Italia mendominasi sebagai tiga dari 5 importir besar dunia.
"Hal itu menunjukan terdapat potensi dan peluang pasar yang masih bisa digali untuk dieksplor lebih lanjut sebagai pasar kopi potensial," katanya, Selasa (5/10/2021).
Menurutnya, selama ini yang masih menjadi tantangan dan kendala UMKM adalah produk yang dihasilkan belum memiliki kemampuan optimal, terutama di market intelligence, sehingga produk yang dihasilkan belum sesuai minat pasar tujuan.
Padahal, Indonesia menduduki peringkat ke-3 pengekspor kopi terbesar setelah Brazil dan Vietnam, serta produsen kopi terbesar ke-4 di dunia.
Sementara itu, Atase Perdagangan Brussel Mery Indriasari mengatakan pemasok biji kopi hijau eksisting Uni Eropa saat ini berasal dari Brasil. Negara tersebut dinilai memenuhi standar segala jenis grade kopi permintaan Uni Eropa.
Selain itu, Brasil juga mampu menjamin ketersediaan stok kopi untuk Uni Eropa. Hal ini juga diikuti oleh Vietnam maupun beberapa negara di Amerika Latin yang juga memiliki gudang sebagai jaminan stok.
Sementara itu, importir kopi Indonesia terbesar di Uni Eropa adalah Jerman.
"Memang sayangnya Indonesia masih di peringkat kedelapan menjadi pemasok biji kopi hijau di Uni Eropa, mesipun demikian kita sangat positif dan optimis dengan konsumsi biji kopi hijau Uni Eropa semakin meningkat, bahkan tahun 2020 capai 5 kilogram per kapita per tahun, suplai ini pasti tidak cukup hanya dari Amerika Latin maupun Afrika, biji kopi Indonesia pasti menjadi salah satu yang disukai," sebutnya.