Bisnis.com, MATARAM - Potensi kopi di Desa Rempek, Kabupaten Lombok Utara mencapai 2.000 hektare dengan 1.200 hektare merupakan hutan masyarakat dan 800 hektare berada di perkebunan.
Dari 2.000 hektare lahan yang berpotensi ditanami kopi, petani kopi di desa Rempek saat ini mengelola 50 hektare lahan kopi dengan produksi lebih dari 20 ton setiap bulan.
Pengelola Bumdes Desa Rempek Sumardi Haris menjelaskan kopi yang diproduksi sudah menembus pasar ekspor dengan permintaan tetap.
"Kami sudah berhasil mengekspor 20 ton kopi setiap bulan sesuai dengan permintaan dari buyer. Jenis kopi desa Rempek adalah robusta, kami olah menjadi kopi bubuk dengan brand IKM Kopi Mentari," jelas Haris, Senin (27/9/2021).
Dalam satu hektare lahan kebun kopi di desa Rempak, mampu memproduksi 500 kg kopi dengan kualitas ekspor. Pemerintah juga terus mendorong agar lebih masyarakat mampu mengelola lebih luas perkebunan kopi sehingga jumlah ekspor meningkat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB Gede Putu Aryadi menjelaskan perkebunan kopi membuka potensi lapangan usaha dan kerja yang luas, dia mendorong mantan PMI yang baru pulang dari luar negeri menggarap perkebunan kopi. Di desa Rempek sendiri, Pemprov NTB berhasil membina 180 PMI purna dengan 50 kelompok tani yang mengelola 50 hektar lahan kopi tersebut.
Baca Juga
"Kami berikan pelatihan agar memiliki standar mutu, sehingga kualitas kopi di desa Rempek tetap terjaga. Selain itu, kami juga mendorong PMI purna di tempat lain agar bisa memproduksi kopi kualitas ekspor, seperti di desa Sesaot Lombok Barat," ujar Aryadi. (K48)