Bisnis.com, MATARAM - Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat pada kuartal III/2021 diproyeksikan mengalami perlambatan dibandingkan kuartal II/2021 yang tumbuh 6,63 persen (qtq).
Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat menganalisa perlambatan ekonomi NTB pada kuartal III/2021 disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya imbas dari penerapan PPKM pada Juli hingga Agustus yang membatasi mobilisasi masyarakat.
Kepala BI NTB Heru Saptaji menjelaskan dengan penerapan PPKM memberi dampak terhadap sebagian besar lapangan usaha seperti transportasi yang terlihat dari menurunnya jumlah kedatangan penumpang di bandara internasional Lombok.
"Penumpang pesawat udara di Bandara Lombok pada kuartal III/2021 tercatat 67.659 penumpang, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah 123.446 orang. Data ini menjadi dasar perkiraan pertumbuhan ekonomi lapangan usaha transportasi dan pergudangan diproyeksikan menurun pada kuartal III/2021," jelas Heru, Jumat (10/9/2021).
Selain lapangan usaha transportasi, melambatnya ekonomi juga terlihat dari konsumsi listrik rumah tangga yang mengalami kontraksi 5,37 persen pada Juli 2021, turun dibandingkan konsumsi listrik rumah tangga pada Juli 2020 yang tumbuh 14,62 persen (YoY).
Perlambatan ekonomi juga terlihat dari data google mobility index yang mencatatkan penurunan mobilitas masyarakat sejumlah 28,07 persen. Penurunan mobilitas terjadi di kawasan retail dan pariwisata selama PPKM Juli hingga Agustus 2021.
Baca Juga
Heru menjelaskan lapangan usaha pertanian akan menahan perlambatan ekonomi di NTB karena panen raya beberapa komoditas penting pada Juli dan Agustus 2021. "Panen raya jagung, cabai, dan bawang merah kami proyeksikan menahan perlambatan ekonomi pada 2021," ujar Heru. (K48)