Bisnis.com, DENPASAR – Pembangunan shortcut atau jalan baru batas Kota Singaraja–Mengwitani baru akan benar-benar rampung pada 2024, setelah pengerjaan di titik 12 berakhir.
Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan, pembangunan shortcut seharusnya rampung pada titik 10 saja. Namun, karena di daerah Bangkiang Sidem, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng memiliki kelokan yang sangat tajam dan kemiringan sangat tinggi, pembangunan shortcut pun berlanjut hingga titik 12.
Adapun titik 10 awal itu ditargetkan selesai pengerjaannya pada 2023. Pembangunan shortcut di titik 11 dan 12 yang merupakan tambahan dan akan dikerjakan di 2023 agar bisa rampung pada 2024.
“Di Bangkiang Sidem belokan sangat tajam dan kemiringan sangat tinggi, saya meminta supaya ada tambahan shortcut baru di titik 11 dan 12, sehingga tidak ada kelokan yang berat,” katanya, Kamis (2/9/2021).
Koster pun memastikan bahwa pembangunan shortcut itu tidak hanya mengurangi jumlah tikungan, tetapi juga membuatnya lebih halus. Selain itu, tanjakannya juga akan lebih landai, sehingga pengguna jalan bisa lebih cepat dan aman dalam berkendara.
“Dulu orang ke Buleleng dari Denpasar karena tikungannya tajam sampai Buleleng muntah, butuh waktu cukup lama dan tidak aman, sekarang sudah selesai titik 3, 4, 5, dan 6, apalagi sampai 10 senang sekali masyarakat Buleleng,” sebutnya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur–Bali Achmad Subki memerinci, panjang jalan Singaraja—Mengwitani existing adalah 1.983 meter dengan 25 tikungan. Pembangunan shortcut akan menjadikannya 2.165 meter dengan tujuh tikungan.
Berkurangnya tikungan tersebut akan diikuti dengan semakin landainya tanjakan. Semula, tanjakan yang harus dilewati kendaraan rata-rata berkisar di atas sepuluh persen. Dengan pembangunan shortcut tanjakan akan melandai di bawah 10 persen.
Menurutnya, perubahan-perubahan tersebut akan membuat kendaraan kelas menengah ke atas mampu melewati jalur Singaraja—Mengwitani, dan pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Selain itu, shortcut tersebut juga akan memangkas waktu tempuh dan mengurangi titik rawan kecelakaan.
“Kami terus upayakan perbaikan geometrinya, baik horizontal dan vertikal. Akan terjadi tarikan maupun kebangkitan perjalanan lalu lintas, utamanya distribusi logistik kelas menengah sehingga dengan harapan nanti ada dorongan pemerataan dari kemajuan perekonomian Bali Selatan ke Utara,” katanya.