Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Shortcut Singaraja–Mengwitani Berlanjut, Ini Kelebihannya

Pembangunan shortcut atau jalan baru batas Kota Singaraja–Mengwitani kembali dilanjutkan pada titik 7A, 7B, 7C dan titik 8. Shortcut yang akan memotong jumlah tikungan menjadi tujuh titik tersebut dinilai akan semakin mendorong pemerataan ekonomi Bali Utara dan Bali Selatan.
Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwitani-Singaraja dengan panjang sekitar 12,76 km./Kementerian PUPR
Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwitani-Singaraja dengan panjang sekitar 12,76 km./Kementerian PUPR

Bisnis.com, DENPASAR – Pembangunan shortcut atau jalan baru batas Kota Singaraja–Mengwitani kembali dilanjutkan pada titik 7A, 7B, 7C dan titik 8. Shortcut yang akan memotong jumlah tikungan menjadi tujuh titik tersebut dinilai akan semakin mendorong pemerataan ekonomi Bali Utara dan Bali Selatan.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur–Bali Achmad Subki memerinci, panjang jalan Singaraja—Mengwitani existing adalah 1.983 meter dengan 25 tikungan. Pembangunan shortcut akan menjadi 2.165 meter dengan tujuh tikungan.

Berkurangnya tikungan tersebut akan diikuti dengan semakin landainya tanjakan. Semula, tanjakan yang harus dilewati kendaraan rata-rata berkisar di atas 10 persen. Dengan pembangunan shortcut, tanjakan akan melandai dibawah 10 persen.

Menurutnya, perubahan-perubahan tersebut akan membuat kendaraan kelas menengah ke atas mampu melewati jalur Singaraja—Mengwitani. Pada akhirnya, hal tersebut otomatis akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Selain itu, shortcut tersebut juga akan memangkas waktu tempuh dan mengurangi titik rawan kecelakaan.

“Kami terus upayakan perbaikan geometrinya, baik horizontal dan vertikal. Akan terjadi tarikan maupun kebangkitan perjalanan lalu lintas, utamanya distribusi logistik kelas menengah sehingga dengan harapan nanti ada dorongan pemerataan dari kemajuan perekonomian Bali Selatan ke Utara,” katanya, Kamis (2/9/2021).

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan bahwa pembangunan shortcut itu berasal dari kolaborasi pendanaaan antara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan Pemerintah Bali.

Pemerintah Bali telah melakukan pembebasan lahan sejak 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai mencapai Rp200,1 miliar.

Sementara itu, pembangunan fisik sampai titik 6 telah rampung pada 2019 dengan anggaran Rp325 miliar. Kemudian, pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan 8 dilakukan pada 2021 dengan anggaran Rp145,6 miliar.

“Peletakan batu pertama dilakukan hari ini, dengan target selesai pada 2022, total anggaran pembangunan fisik sampai titik 8 adalah Rp471,5 miliar,” sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper