Bisnis.com, DENPASAR - Kamar Dagang dan Industri Indonesia Provinsi Bali berencana mengembangkan minuman fermentasi dan/destilasi arak dari buah nanas di Kota Denpasar.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata Bali I Made Ramia Adnyana mengatakan minuman lokal arak pada umumnya dibuat dari kelapa dan enau.
Namun Denpasar kurang memiliki potensi untuk pengembangan dua komoditas tersebut. Padahal di kota ini jumlah konsumsi alkohol untuk sektor pariwisata cukup besar, sehingga direncanakan untuk mengembangkan arak dari buah nanas.
"Kami sedang bicarakan dengan Wali Kota, lahan mana di Denpasar yang bisa dikembangkan untuk membudidayakan nanas," kata dia kepada Bisnis, Jumat (9/4/2021).
Menurut Ramia, di Pulau Dewata pengembangan nanas sebagai arak sudah dimulai pada lahan seluas 5 Ha di daerah Baturiti, Tabanan. Saat ini hasil produksinya sedang dilakukan uji coba kepada 1.000 orang peminum untuk memperoleh testimoni, dan diharapkan pada akhir 2021 sudah mulai dipasarkan.
"Saat ini kami sedang membuat packaging yang bagus untuk arak nanas, dan setelah uji coba ini, kami juga akan mengurus BPOM-nya. Nanti melalui koperasi akan ada kerjasama dengan distributor minuman beralkohol untuk bisa dipasarkan," tambahnya.
Baca Juga
Meski baru diproduksi, sambungnya, sudah ada permintaan produk arak nanas dari Ukraina dan Rusia. Sehingga pihaknya optimistis pengembangan arak varian baru ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Bali, khususnya Denpasar.
"Dari pertemuan antara Kadin Bali dengan perwakilan masing-masing Kadin dua negara tersebut, memang sudah ada permintaan minuman khas Bali, dan yang kami tawarkan yakni arak nanas," jelasnya.
Lebih lanjut, dari segi harga, arak nanas dibanderol lebih mahal 10 - 15 persen dibandingkan arak kepala dan enau. Sementara kandungan alkoholnya berkisar antara 20 - 40 persen.