Bisnis.com, DENPASAR - Ekspor produk instrumen dan perlengkapan musik asal Bali meningkat hingga 343 persen atau mencapai US$1,3 juta pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya secara year on year (YoY).
Negara tujuan yang mendominasi ekspor kerajinan alat musik pada 2020 yakni Amerika Serikat senilai US$740 ribu atau 42 ribu pcs. Disusul China US$158 ribu dengan jumlah 43 ribu pcs. Ekspor terendah ke Belanda mencapai 100 pcs atau senilai US$103.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Lestari mengatakan tahun ini diharapka ekspor kerajinan alat musik tetap mengalami kenaikan. Optimisme ini terbangun karena saat pandemi nilai ekspornya mengalami pertumbuhan positif.
"Harapan kami agar setiap tahun ada pertumbuhan yang positif untuk ekspor. Adapun salah satu kerajinan alat musik yang banyak permintaan seperti wooden drum instrument," tuturnya kepada Bisnis, Senin, (1/3/2021).
Menurut Lestari, meski kerajinan alat musik menunjukan kinerja positif, kerajinan lainnya seperti anyaman, bambu, batu padas, dan furniture menurun drastis.
Penurunan terdalam dari komoditas kerajinan bambu senilai US$5,3 juta atau turun -36 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).
“Penurunan ekspor selama 2020 erat kaitan dengan tidak adanya penerbangan langsung ke negara tujuan karena pandemi Covid-19,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, secara kumulatif kinerja ekspor barang Bali di 2020 menunjukkan penurunan 22,87 persen.
Pada 2019 nilai ekspor barang Bali tercatat sebesar US$591 juta, turun menjadi US$ 456 juta pada 2020.