Bisnis.com, DENPASAR - Bali berpeluang besar menjadi hub ekonomi digital dunia tetapi belum didukung nyata oleh pemerintah daerah setempat.
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara I Made Artana menyebutkan ada sejumlah faktor yang menjadikan Bali berpeluang menjadi hub ekonomi digital.
Pertama, lingkungan yang mendukung dengan biaya hidup yang murah. Berbeda dengan Silicon Valley, Bali menawarkan biaya hidup yang murah sehingga membuat pelaku ekonomi digital mampu bertahan lebih lama dalam mengembangkan usaha.
Kedua, Bali menawarkan kualitas hidup karena tidak hanya menawarkan ekosistem kerja yang memadai tetapi juga leisure berupa sejumlah tempat wisata untuk mengisi waktu luang di tengah penatnya waktu bekerja.
Ketiga, Bali mendukung berkembangnya lingkungan internasional karena memiliki sejumlah komunitas dari berbagai negara. Salah satunya, komunitas wisatawan di Canggu yang banyak bekerja sebagai digital nomad.
Selain itu, Indonesia yang merupakan pasar besar bagi dunia juga akan mendukung pengembangan ekonomi digital yang beroperasi di Bali.
Menurutnya, peluang ini yang seharusnya dilihat oleh pemerintah daearah agar perekonomian Bali tidak hanya berkembang di sektor pariwisata saja.
Selain dengan pariwisata, perekonomian Bali juga perlu dikembangkan secara berlapis lewat mendorong sejumlah sektor baru seperti pertanian hingga industri kreatif.
Saat ini, lanjutnya, banyaknya digital nomad di Bali dengan latar belakang ekonomi digital, tidak digarap serius oleh pemerintah daerah. Apabila, digital nomad tersebut mendapatkan fasilitas dan perhatian dari pemerintah daerah, tidak hanya akan menarik adanya pendapatan berupa pajak tetapi juga pengembangan ekonomi Bali yang lebih luas ke arah ekonomi digital.
"Sekarang ini kan abu-abu, mereka [digital nomad] tidak bisa lakukan aktvitas bekerja [secara terang-terangan], harusnya saling memanfaatkan," katanya saat ditemui Bisnis, Selasa (23/2/2021).
Artana menilai pemerintah perlu melakukan gerakan serius untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi di Bali. Selama ini, pengembangan ekonomi Bali ke sektor selain pariwisata hanya berakhir di ranah diskusi semata.
Salah satu yang bisa dilakukan Bali adalah dengan pemanfaatan hotel-hotel yang selama ini untuk kepentingan leisure menjadi fasilitator warga negara asing yang bekerja di Bali.
Hotel-hotel yang berencana melakukan shifting pasar tersebut pun harus mengubah sejumlah konsep yakni mulai dari menghadirkan coworking space hingga menawarkan biaya kamar yang lebih murah karena wisatawan akan tinggal dalam waktu yang lama.
"Perusahaan Jakarta saja banyak yang ingin relokasi ke Bali, karena mudah dan cost living yang murah kalau dibandingkan dengan kota besar lain, hanya pemerintah daerah kita belum bisa melihat," sebutnya.