Bisnis.com, DENPASAR -- Konsumsi pemerintah menjadi satu-satunya komponen pengeluaran yang tumbuh selama 2020. Sisanya, mengalami pertumbuhan negatif dengan kontraksi terdalam terjadi pada komponen impor luar negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, komponen pengeluaran impor luar negeri tercatat tumbuh minus 78,34 persen. Penurunan pengeluaran juga terjadi padakomponen ekspor luar negeri yang tumbuh minus 76,23 persen dan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sebesar minus 12,21 persen.
Kondisi pengeluaran di Bali yang mengalami penurunan telah menyumbang pertumbuhan negatif pada perekonomian Bali sebesar 9,31 persen pada 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Adapun penurunan pada komponen Ekspor Luar Negeri tercatat memberikan andil terdalam terhadap pertumbuhan negatif ekonomi
Bali pada 2020 dengan sumbangan tercatat sebesar minus 27,73 persen. Penurunan yang tercatat pada komponen investasi memberikan andil cukup dalam yakni mencapai minus 3,99 persen.
Sementara itu, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) pada 2020 ini juga tercatat memberikan andil negatif sebesar -1,90 persen, berbalik dari sumbangan tahun lalu yang tercatat tumbuh 3,03 persen.
Pertumbuhan postif masih terjadi pada gabungan komponen pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit (PK-LNPRT), Perubahan Inventori, Impor Luar Negeri (sebagai komponen pengurang) dan Net Ekspor Antar Daerah memberikan akumulasi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 24,31 persen.