Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pandemi, Jumlah Investor Saham di Bali Naik 76,14%

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah investor saham yang tercermin dalam nilai Single Investor Identification (SID) periode Desember 2020 adalah sebesar 38.697 SID.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, DENPASAR - Investor saham di Bali terus mengalami pertumbuhan dengan posisi akhir 2020 jumlahnya naik 76,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/YoY).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah investor saham yang tercermin dalam nilai Single Investor Identification (SID) periode Desember 2020 adalah sebesar 38.697 SID. Nilai transaksi saham per akhir 2020 adalah senilai Rp5,81 triliun atau tumbuh 762,58 persen persen YoY.

Sementara itu, nilai kepemilikan saham di Bali adalah mencapai Rp3,11 Triliun atau tumbuh 74,78 persen YoY.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali I Gusti Agus Andiyasa mengatakan pertumbuhan jumlah investor saham maupun nilai transaksi berkaitan dengan kesadaran atau pemahaman masyarakat mengenai berinvestasi di pasar modal sudah semakin meningkat.

"Kami dari Bursa Efek Indonesia senantiasa melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih melek dan cerdas melakukan investasi di pasar modal," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).

Sementara itu, data BEI menunjukkan jumlah investor pasar modal secara keseluruhan di saham, obligasi,reksadana dan produk turunannya di Bali adalah sebanyak 78.617 investor atau tumbuh 70 persen YoY.

Menurutnya, di tengah peningkatan jumlah investor pasar modal di Bali, edukasi menjadi pekerjaan rumah yang dilakukan BEI. Bijak berinvestasi menjadi hal yang ditekankan ke seluruh investor baru di Bali.

"Jangan sampai kita berinvestasi di pasar modal karena ikut-ikutan atau saran dari orang tanpa kita menganalisa saham tersebut terlebih dahulu," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper