Bisnis.com, DENPASAR - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali akan melakukan investasi senilai Rp1,05 miliar pada tahun ini untuk membangun 67 stasiun pengisian kendaraan listrik umum.
Adapun, saat ini PLN baru memiliki dua lokasi stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) yang berada di dekat kantor PLN Bali dan tol Bali. Dari dua lokasi tersebut terdiri atas tiga SPKLU dengan normal charging dan satu SPKLU fast charging yang berada dekat kantor PLN.
Manager Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Oscar Praditya mengatakan rencana penambahan 67 unit SPKLU tersebut bertujuan untuk mendukung upaya efisiensi operasi sejumlah jasa transportasi di Bali. Setidaknya, dengan kendaraan listrik, jasa transportasi mampu menghemat biaya operasi dari semula menggunakan bahan bakar minyak Rp800.000 menjadi berbahan bakar listrik dengan biaya Rp350.000.
Sebanyak 67 SPKLU tersebut rencananya akan dibangun di kawasan perhotelan ITDC maupun jalan umum, yang terdiri dari 65 SPKLU normal charging dan 2 SPKLU fast charging. Nilai investasi satu SPKLU normal charging mencapai Rp10 juta per unit sedangkan SPKLU fast charging yang rencananya akan dibangun memiliki nilai investasi Rp200 juta sehingga total investasinya dapat mencapai Rp1,05 miliar.
"Selain di kawasan wisata, masing-masing hotek juga ingin menambah SPKLU," katanya, Rabu (20/1/2021).
Menurutnya, dua lokasi SPKLU saat ini belum dipakai secara komersial oleh masyarakat. Sembari menunggu kondisi normal, PLN masih melakukan persiapan skenario transaksi yang memungkinkan masyarkaat umum menggunakan ponsel dalam mengakses SPKLU hingga melakukan pembayaran.
Baca Juga
Hingga saat ini, SPKLU yang ada di Bali masih digunakan oleh pegawai PLN. Transaksi penggunaan SPKLU dilakuakn dengan menggunakan kartu elektronik yang ketika dipindai akan berkurang saldo kwh yang terdata pada kartu.
"Transaksional belum kita atur, dua minggu lagi akan launching terkait kendaraan listrik, semua nanti akan melalui aplikasi sendiri," sebutnya.